Kementan Siapkan Strategi Jitu Penuhi Kebutuhan Gula Nasional

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Sumber :
  • Kementan

VIVA – Presiden RI mendorong jajarannya untuk segera mempersiapkan kebutuhan gula nasional dengan baik. Menindaklanjuti arahan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan segera mengambil langkah antisipasi untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan gula nasional.

Dapat Insentif Pemerintah, PPN MinyaKita hingga Gula Industri Tetap 11 Persen

Kegiatan olah tanah, tanam dan panen tebu menjadi strategi utama yang disiapkan Kementan dalam Mewujudkan Swasembada Gula Tahun 2024.

“Krisis pangan global telah terjadi. Kita harus dapat mengantisipasi ancaman tersebut melalui berbagai langkah strategis dan terobosan dari Kementan, salah satunya melalui program unggulan Direktorat Jenderal Perkebunan, “ ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada kegiatan olah tanah, tanam dan panen tebu di Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang (28/07).

Waspada! 20 Tanda Tubuh Memberi Sinyal Kamu Konsumsi Terlalu Banyak Gula

Mentan SYL menyebutkan percepatan Swasembada Gula Konsumsi telah dilakukan sejak Tahun 2020 sampai dengan 2023 untuk mencapai Swasembada Gula Konsumsi 2024. 

Diketahui bahwa, Produksi gula nasional Tahun 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi Tahun 2020 yang sebesar 2,13 juta ton. Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP). 

Kementan Siapkan Brigade Pangan dan Optimasi Lahan, Jadikan Sumut Pusat Ketahanan Pangan Nasional

“Untuk memenuhi kekurangan gula konsumsi sebesar 850 ribu ton GKP, Kementan melakukan upaya peningkatan produksi melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Ekstensifikasi dilakukan melalui penanaman lahan baru seluas 75 ribu ha dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai, “ jelas Mentan SYL

Sementara menurut Mentan SYL, program intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha. 

“ Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP tersebut dapat terpenuh,” ungkap Mentan SYL

Secara total, konsumsi gula nasional saat ini diprediksi mencapai 7,3 juta ton yang terdiri dari kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton dan kebutuhan gula industri sebesar 4,1 juta ton.

Sekanjutnya Mentan SYL menyebutkan, strategi  yang dilakukan oleh Kementan guna mewujudkan pemenuhan gula industri tersebut dilakukan melalui ekstensifikasi seluas 600 ribu ha yang diharapkan dapat menghasilkan produktivitas 85 ton per ha.

“ Sehingga kebutuhan gula industri nasional sebesar 4,1 juta ton dapat terpenuhi, “ jelas Mentan SYL

Strategi Kementan untuk meningkatan produksi gula tebu juga terus dilakukan, diantaranya melalui identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu. 

“Kementan juga mempunyai alternatif strategi dalam mewujudkan swasembada gula yaitu melalui pembangunan gula non tebu dari pengembangan stevia maupun gula aren, gula lontar, dan gula kelapa, “ ujarnya.

Mentan SYL berharap kegiatan olah tanah, tanam dan panen tebu, dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi salah satu strategi yang tepat, guna memenuhi kebutuhan dan ketersediaan gula nasional.

Sebagai informasi, pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tebu saat ini telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan bermitra dengan Kelompok Tani Sumber Manis dan Kelompok Tani Rasa Manis seluas 70 Ha, untuk penyediaan benih unggul varietas PSJT 941 dan PS 864. Benih tebu yang dihasilkan sebanyak 25.2 juta mata bersertifikasi dan digunakan untuk perluasan tebu seluas 420 Ha.

Adapun penyerahan bantuan secara simbolis dari Menteri Pertanian kepada Kelompok Tani Sumber Manis dan Kelompok Tani Rasa Manis untuk kegiatan rawat ratoon seluas 200 Ha, berupa pupuk NPK sebanyak 80.000 kg, pembenah tanah 2.600 liter, dan herbisida 800 liter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya