BRI Tegaskan Penguatan Prinsip ESG Selaras dengan Strategi Korporasi

Gedung BRI
Sumber :

VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memastikan bahwa untuk memperkuat komitmen penerapan prinsip Environmental, Social And Governance atau ESG, perseroan menyelaraskannya dengan strategi korporasi.

Perluas Inklusi Keuangan di Kawasan Asia Tenggara, BRI Luncurkan BRImo di Timor Leste

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto dalam acara side event Presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) dengan tema Green and Sustainable Instruments as Alternative Financing and Investment & Indonesia’s SF Future Direction pada 18 Februari 2022 lalu.

Solichin menjelaskan bahwa di BRI penerapan prinsip ESG secara garis besar sudah diimplementasikan baik di sisi aset, liabilitas, operasional, maupun sumber daya manusia. Dia pun menekankan poin penerapan prinsip bisnis berkelanjutan tersebut, yakni perseroan harus mengetahui dan paham framework-nya.

Peringati Hari Menanam Pohon, BRI Tanam 5.000 Bibit Pohon Produktif di Desa Kutuh Bali

“Kemudian framework itu harus menjadi bagian dari corporate strategy, jadi bukan asal ikut tren. Jadi yang pertama harus kita dudukkan dulu bahwa apa yang kita lakukan dalam ESG initiatives itu harus bagian dari corporate strategy,” ujarnya.

Dia mencontohkan, bahwa hal tersebut yang melatarbelakangi BRI dalam merilis sustainability bond pada tahun 2019 dan tidak memilih green bond atau social bond. Hal itu pun melalui identifikasi proyek-proyek yang dilakukan perseroan ke depan sesuai dengan strategi korporasi yaitu menjadi bank UMKM.

Menko Airlangga Yakinkan Investor Global: If You Want to Grow, then Grow with Indonesia

Bahkan, kata dia, saat ini 84% portofolio penyaluran kredit perseroan adalah untuk segmen UMKM. Melalui penerapan prinsip ESG yang sejalan dengan strategi korporasi, bond senilai US$500 juta itu pun berhasil menarik minat investor global bahkan mengalami over subscribed sebanyak 8 kali.

Kemudian, penanaman investasinya pun harus jelas. Sustainability Bond hampir 70% digunakan pada social project dan sisanya untuk green project terkait LRT. Adapun terkait social project sebagian besar digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan yang terkait dengan pemberdayaan segmen UMKM.

“Sustainability bond itu ada di sisi liabilitasnya. Itu adalah salah satu inisatif BRI dalam konteks menjawab concern dari stakeholders terutama investor global karena kami adalah perusahaan publik, terkait isu mengenai ESG dan bertahap akan kami tambah penerapannya,” kata Solichin menjelaskan.

Di sisi lain, lanjutnya, setelah menerapkan prinsip ESG, untuk menjaga kepercayaan investor perseroan pun secara berkala dan berkesinambungan mencantumkan kinerja maupun hasilnya dalam laporan tahunan perseroan, sustainability report dan annual sustainability bond report.

“Itu pertanggungjawaban kepada investor bahwa bond yang dibeli diinvestasikan pada proyek-proyek yang kami janjikan. Dalam case BRI LRT itu kalau sudah jalan bisa mereduksi emisi karbon sekitar 8.000 ton CO2 per tahun. Dari kredit yang kami berikan kepada UMKM terutama mikro dan ultra-mikro, itu sudah bisa create lapangan kerja baru serta mempertahankan kelangsungan usaha bagi sekitar 400.000 UMKM di Indonesia. Nah itu yang kita masukan dalam annual sustainability bond report,” katanya memaparkan.

Komitmen BRI dalam penerapan ESG sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, demi mendorong pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya