Kitchen Hub Bersiap Menjadi Cloud Kitchen Nomor Satu Di Indonesia

Dok. Foto Kitchen Hub Indonesia.
Sumber :

VIVA – Perkembangan industri kuliner di Indonesia semakin pesat. Salah satu buktinya adalah dengan hadirnya inovasi konsep bisnis kuliner bernama Cloud Kitchen. Pesatnya perkembangan Cloud Kitchen di Indonesia juga didorong oleh perubahan perilaku konsumen yang menunjukkan peningkatan pemesanan makanan via aplikasi pesan antar.

Bisnis Olahan Makanan Minuman Bergeliat, Cloud Kitchen Jadi Tren Baru

Semakin ramai, ternyata di Bandung juga sudah ada Cloud Kitchen yang bernama Kitchen Hub. Penasaran apa yang dilakukan Kitchen Hub? Yuk simak penjelasan mengenai Cloud Kitchen dan Kitchen Hub dari Thomas Pangaribuan, CEO sekaligus Founder Kitchen Hub Indonesia.

Halo, Pak Thomas. Boleh silahkan perkenalan diri terlebih dahulu?

Setelah ‘Tobrut’ Muncul Istilah ‘Pulen’, Awas Bisa Terancam Penjara dan Denda Rp10 Juta

Haloo! Saya Thomas Pangaribuan. Saya adalah Founder sekaligus CEO dari Kitchen Hub Indonesia. Start up yang bergerak di bidang Cloud Kitchen dengan lokasi pertama di Kota Bandung.

Bisa dijelaskan apa itu Cloud Kitchen?

Wamendagri Ribka Tegaskan Otsus Papua Bentuk Upaya Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan di Tanah Papua

Cloud Kitchen atau yang biasa disebut dapur kolektif dalam Bahasa Indonesia, adalah sebuah bangunan yang memiliki dapur-dapur produksi di dalamnya yang kemudian disewakan kepada para pengusaha kuliner.

Biasanya pada setiap dapur produksi di dalam Cloud Kitchen sudah dilengkapi beberapa fasilitas dasar seperti exhaust, sink, dan grease trap. Pilihan Cloud Kitchen menjadi menarik bagi pengusaha kuliner karena memudahkan dalam berekspansi atau memulai usaha kuliner dengan hemat dan cepat karena tidak perlu menyewa dan merenovasi bangunan atau tempat secara mandiri.

Di Indonesia konsep Cloud Kitchen mulai hadir pada akhir tahun 2019 sebelum pandemi covid-19 melanda. Konsep Cloud Kitchen menjadi lebih cepat dikenal baik oleh masyarakat maupun oleh pengusaha kuliner karena didorong oleh kondisi pandemi covid-19 yang menyebabkan peningkatan perilaku konsumen memesan makanan melalui  aplikasi pesan antar seperti GoFood, GrabFood, dan sebagainya.

Untuk Kitchen Hub sendiri adalah sebuah platform berupa Cloud Kitchen yang selain menyediakan tempat juga menyediakan berbagai layanan dan fasilitas terbaik untuk membantu usaha kuliner berkembang. Kitchen Hub mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 2021.

Apa latar belakang mendirikan Kitchen Hub?

Jadi, begini ceritanya. Saya memiliki hobi memasak. Hobi itu membuat saya ingin membuka restoran dan kebetulan teman saya mempunyai tempat yang strategis di Bandung. Saya lalu melakukan segala persiapan untuk membuka restoran.

Namun tiba-tiba di tengah persiapan, pemerintah mengumumkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang melarang aktivitas Dine-in untuk menekan laju penularan covid-19. Padahal, Dine-in merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar dari sebuah restoran. Terpaksa, saya menunda persiapan. Selama jeda tersebut, saya belajar mengenai situasi yang sedang terjadi di industri kuliner di Indonesia sebagai dampak dari pandemi covid-19.

Saya menemukan ada hal-hal yang umumnya menghambat para pengusaha  kuliner untuk berkembang, antara lain biaya akuisisi tempat, tenaga kerja, sistem operasional, pemasaran produk, dan lain-lain. Dari semua hal tersebut, akuisisi tempat merupakan hambatan yang paling sering ditemui oleh para pengusaha kuliner. 

Orang kalau mau usaha kuliner itu perlu survei tempat dulu, apakah traffic-nya bagus atau tidak. Lalu jika tempatnya strategis, pasti biaya sewanya mahal, dan belum lagi biaya untuk renovasi tempatnya. Semua itu membutuhkan energi, waktu, dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, saya mendirikan Kitchen Hub yang menyediakan fasilitas Cloud Kitchen dan berbagai layanan untuk membantu usaha kuliner di Indonesia berkembang.

Apa keuntungan bergabung dengan Cloud Kitchen?

Dari pengalaman awal kami ingin mendirikan restoran, dan analisa pasar, kami menemukan bahwa salah satu faktor yang sangat di pertimbangkan oleh pengusaha kuliner adalah efisiensi produksi. Hal ini terlihat sangat jelas dalam masa pandemi, dimana kurangnya traffic dine-in mendorong para pengusaha kuliner untuk downsizingkapasitas produksi mereka agar produk-produk makanan mereka tetap bertahan.

Cloud Kitchen menawarkan solusi terhadap efisiensi produksi tersebut, dengan memindahkan kapasitas produksi mereka dari tempat-tempat yang mereka sewa ke infrastruktur dapur, khususnya Kitchen Hub, para pengusaha kuliner dapat mengurangi operational cost mereka dengan sangat drastis dengan mengurangi biaya-biaya seperti biaya sewa tempat (dari menyewa 1 lantai/kios, ke menyewa dapur), biaya keamanan (Kitchen Hub menyediakan fasilitas penjagaan satpam selama operasional dan cctv 24 Jam), dan biaya admin transaksi (Kitchen Hub menyediakan admin yang membantu merekap penjualan).

Apa yang membedakan Kitchen Hub dari Cloud Kitchen dan Food Court yang lain?

Kitchen Hub Indonesia menyediakan infrastruktur berupa Cloud Kitchen yang menyediakan dapur produksi lengkap dengan infrastruktur pendukung bagi para mitra pengusaha kuliner. Mengusung tagline ‘Your One-Stop F&B Solution’ Kitchen Hub tidak hanya menyediakan infrasruktur/tempat saja, melainkan kami mengembangkan ekosistem F&B Business yang menyediakan berbagai layanan pendukung bagi usaha kuliner untuk berkembang.

Layanan pendukung tersebut antara lain fasilitas dine-in, tim pendukung operasional, analisa penjualan, bantuan penyediaan peralatan dapur dan bahan-bahan baku, layanan konsultasi F&B dan dukungan pemasaran. Berbagai layanan itulah yang membedakan Kitchen Hub dengan Cloud Kitchen dan Food Court yang rata-rata hanya menyediakan tempat saja.

Ada brand kuliner apa saja yang sudah bergabung di Kitchen Hub?

Saat ini sudah ada puluhan brand kuliner yang telah bergabung di Kitchen Hub. Mulai dari brand kuliner yang baru berdiri sampai brand kuliner yang sudah memiliki cabang. Brand-brand kuliner tersebut antara lain Momopokki, Bro GYU!, Kopi Ga Ada Nama, Ayam Godas, Lookal, Tami Yakitori, Yellow House Chicken, Mosa, dan lain-lain. Terbaru juga ada Daily Box, salah satu brand rice box ternama di Indonesia juga sudah bergabung dengan kami.

Apa tantangan yang dihadapi Kitchen Hub dalam membantu brand kuliner berkembang?

Memberikan edukasi kepada para pengusaha kuliner mengenai ekosistem bisnis kuliner. Bahwa keberhasilan dalam usaha kuliner tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk makanan yang dimiliki.  Makanan sudah jelas harus enak. Namun makanan yang enak saja tidak bisa menjamin keberhasilan sebuah usaha kuliner. Ada faktor-faktor lain yang menentukan seperti kegiatan pemasaran, pricing, accounting, kompetisi, training, quality control, standar operasional prosedur, dan lain-lain.

Di sinilah Kitchen Hub berperan untuk memberikan pemahaman seputar industri kuliner. Edukasi yang diberikan Kitchen Hub juga tidak asal-asalan. Kami memberikan edukasi berdasarkan data penjualan dan analisa pasar yang dilakukan oleh tim Kitchen Hub.

Sejauh ini apa saja yang sudah dilakukan oleh Kitchen Hub?

Kita menyelenggarakan webinar setiap bulan dengan tema yang berbeda. Tujuan webinar untuk memberi edukasi seputar industri kuliner kepada tenant Kitchen Hub dan masyarakat umum. Kitchen Hub juga pernah mengadakan kegiatan CSR di RS Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan CSR ini selain berdampak sosial, juga membuat masyarakat Bandung semakin mengenal produk-produk tenant Kitchen Hub.

Selain menyasar pasar B2C, kami juga aktif melakukan penawaran catering yang diisi menu-menu tenant kepada perusahaan dan lembaga pemerintah di kota Bandung untuk menyasar pasar B2B.

Selain itu, setiap minggu kita juga rutin melakukan review produk bersama jaringan Influencer di Kota Bandung untuk meningkatkan exposure dari Kitchen Hub dan tenant-tenant yang ada didalamnya. Kitchen Hub juga mengembangkan layanan tambahan seperti perekrutan staff produksi, pemenuhan kebutuhan suplai bahan baku, penyediaan alat-alat dapur, penjualan dalam bentuk frozen food (Ready to Cook) dan pembuatan konten digital. seperti review dan foto produk serta berbagai aktivitas pemasaran offline.

Apa pesan untuk pengusaha kuliner?

Perhatikan betul persiapan sebelum memulai usaha kuliner. Mulai dari riset pasar, riset produk, bahan baku yang akan digunakan, pricing, strategi marketing, quality control, SOP, dan sebagainya. Dari beberapa hal tersebut, fokuslah kepada hal yang dikuasai. Selain itu, gunakan perspektif konsumen dalam menjalankan strategi bisnis supaya konsumen merasa ‘Worth It’ saat membeli produk yang dijual.

Saya sarankan juga, jika belum berpengalaman dalam industri kuliner, gunakan jasa konsultan agar persiapan lebih terarah. Karena bisnis kuliner merupakan bisnis yang tergolong mudah untuk dimulai. Akan tetapi jika tidak dikelola atau di-’maintain’dengan baik, maka bukan tidak mungkin bisnis kuliner akan gagal dan berujung tutup.

Apa rencana Kitchen Hub ke depan? 

Ke depan Kitchen Hub berencana membuka beberapa cabang Cloud Kitchen, baik di Kota Bandung maupun di luar Kota Bandung dan mengembangkan business model baru. Selain itu, Kitchen Hub juga akan meningkatkan layanan bagi para pengusaha kuliner untuk menguatkan posisi sebagai Cloud Kitchen dengan layanan terlengkap di Indonesia.

Saat ini Kitchen Hub juga sedang mempersiapkan marketing campaign untuk tenant bekerjasama dengan Traveloka Eats dan Shopee Food dan program Akselerasi Bisnis F&B bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan beberapa pihak lain.

Yang tidak kalah menarik, saya bersama tim juga sedang mengembangkan aplikasi pesan antar mandiri (in-house delivery app) Kitchen Hub yang akan diluncurkan pada bulan Januari 2022.

Apa visi Pak Thomas untuk Kitchen Hub?

Dengan segala layanan dan fasilitas yang ada di Kitchen Hub, kami ingin pengusaha kuliner bisa menemukan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi dalam mengelola usaha kuliner. Dengan komitmen dan konsistensi, kami yakin Kitchen Hub akan menjadi penyedia ekosistem terbaik untuk para pengusaha kuliner dan segera menjadi Cloud Kitchen nomor satu di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya