WSBK 2021, Bukti Indonesia Mampu Gelar Acara Internasional
- VIVA/Satria Zulfikar
VIVA – Melalui gelaran World Superbike (WSBK) Mandalika 2021, Indonesia telah menunjukkan kemampuan menyelenggarakan acara internasional dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Keberhasilan ini merupakan penegasan bahwa pembukaan kegiatan masyarakat dapat berlangsung berdampingan dengan pengendalian pandemi COVID-19 selama disertai persiapan dan kedisiplinan yang sesuai.
WSBK 2021 telah sukses diselenggarakan dan meninggalkan kesan positif untuk peserta maupun pecinta olahraga otomotif. Dalam penyelenggaraan helatan berskala internasional ini, penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat dan terkendali.
Hal tersebut juga dinyatakan oleh Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI, Riskiyana Sukandhi Putra. “Kegiatan di lapangan dapat berlangsung sesuai prokes.
Peran lintas lembaga juga telah mendukung penerapan prokes tersebut, seperti ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) dan MGPA (Mandalika Grand Prix Association) melalui Event Organizer Diandra, kemudian Kemenkes dan BNPB,” tuturnya, Rabu (24/11/2021).
Sampai saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan tidak ada klaster baru COVID-19 di ajang Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) maupun World Superbike (WSBK) yang telah berlangsung di Sirkuit Pertamina Mandalika Internasional.
Berbagai upaya dilakukan dalam rangka pencegahan transmisi dan perlindungan kesehatan selama WSBK Mandalika berlangsung. Seluruh atlet, official, dan tim diharuskan melakukan tes swab PCR tanpa pengecualian. Hasil tes swab tersebut akan tercantum dalam aplikasi PeduliLindungi dan digunakan sebagai syarat untuk memasuki lokasi.
Proses skrining ketat juga diberlakukan terhadap seluruh peserta, penonton dan pekerja yang terlibat dalam ajang WSBK.
Untuk itu, terdapat tiga titik untuk pengecekan protokol kesehatan dan skrining lainnya, seperti pengecekan suhu tubuh, status vaksin, dan keamanan.
Setelah melakukan check in dengan aplikasi PeduliLindungi, hasil tes swab akan dipindai dan divalidasi oleh panitia. Bila hasilnya layak, maka orang yang bersangkutan diperbolehkan memasuki venue, sedangkan bila tidak kayak (positif) maka diwajibkan untuk isolasi.
Fasilitas isolasi dan perawatan berupa tenda medis disiapkan di dalam dan luar sirkuit. Sedangkan ruang isolasi sementara dapat digunakan bila ada kasus positif, sebelum pasien tersebut dirujuk ke tempat karantina.
Selain itu, selama acara berlangsung, terdapat sistem pelaporan harian penyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk deteksi kasus COVID-19.
Tidak hanya di dalam lokasi, pengawasan ketat juga diterapkan pada lima titik pintu masuk ke Kawasan Mandalika, melalui koordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Di lokasi tersebut juga tersedia fasilitas tes antigen bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.
Pengawasan protokol kesehatan dilakukan petugas, terutama di titik atau lokasi kritis yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya massa. Sedangkan bagi mereka yang melanggar, diberikan teguran langsung oleh pelaksana di lapangan dan sanksi lebih lanjut menyesuaikan aturan yang lebih umum seperti halnya penerapan PPKM.
Sosialisasi, edukasi, dan fasilitas penunjang prokes juga disediakan di lokasi kegiatan untuk mendorong peserta maupun penonton tetap disiplin mencegah terjadinya penularan. Hal ini disampaikan melalui tampilan grafis, petunjuk, ketersediaan masker gratis, maupun peringatan dari petugas di masing-masing bagian.
Riskiyana menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan tersebut dapat dimengerti dengan baik oleh peserta maupun penonton melalui publikasi panitia.
“Peserta dan penonton dapat mengikuti prokes yang telah dibuat tanpa hambatan. Penonton juga mengerti bahwa untuk memasuki venue sudah wajib periksa RDT Antigen setiap hari dan sudah dipastikan berstatus hijau di aplikasi Peduli Lindungi,” paparnya.
Namun demikian, Riskiyana juga menyoroti bahwa penerapan protokol kesehatan masih dapat ditingkatkan. Misalnya, masih ditemukan ada orang yang belum menggunakan masker secara benar, sehingga memerlukan petugas untuk mengingatkan.
Ia juga mengimbau, pada penyelenggaraan grand prix atau kegiatan selanjutnya, penguatan teknis panduan protokol kesehatan dan penyediaan tenaga pengawas seperti Satgas COVID-19 untuk mendukung penerapan prokes harus terus diperkuat.
“Serta hal-hal teknis seperti proses skrining dan ticketing, perlu dipastikan keamanan jalur penonton ke shuttle bus yang akan menuju tribun masing-masing,” imbuhnya.