Indonesia Siap Kerjasama dengan Negara Manapun untuk Amankan Vaksin
- Times of India
VIVA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, berbagai terobosan akan terus dilakukan, dan Indonesia siap bekerja sama dengan negara dan pihak manapun untuk mengamankan pasokan vaksin nasional dalam jangka pendek dan mengembangkan produksi vaksin lokal untuk jangka panjang.
Saat ini, Menlu pun tengah melakukan kunjungan kerja ke Los Angeles dan Houston, bertemu dengan sejumlah perusahaan pengembang vaksin dan teknologi vaksin multi platform. berbagai penjajakan kerja sama ini juga bertujuan untuk membangun kemandirian industri kesehatan Indonesia.
“Kunjungan ini adalah tindak lanjut kunjungan saya Agustus lalu ke Washington DC di mana AS dan Indonesia siap kerja sama untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Ini dilakukan untuk memenuhi target dan harapan yang sudah ditetapkan oleh Bapak Presiden Jokowi,” ujar Menlu Retno.
Menlu mengutip Dr. Richard Hatchett, Chief Executive dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations yang mengatakan: doses that are shared now save more lives than doses that become available in six months atau dosis yang dibagikan sekarang menyelamatkan lebih banyak nyawa daripada dosis yang tersedia dalam enam bulan. Artinya, kata Menlu Retno, dose-sharing sangat penting dalam mengatasi situasi darurat pandemi saat ini apalagi saat pasokan vaksin global masih langka dan saat kesenjangan akses vaksin masih lebar.
Dia juga menyebut, beberapa hari lalu COVAX telah menyampaikan tidak dapat memenuhi target pengiriman 2 miliar dosis vaksin hingga akhir tahun. Bahkan COVAX, yang merupakan program bersama untuk mendukung akses penanggulangan COVID-19 melalui kolaborasi mempercepat penelitian, produksi, dan akses yang setara atas vaksin COVID-19, telah menetapkan deadline baru untuk target ini yaitu kuartal pertama 2022.
Menlu menegaskan, arti penting dose-sharing juga disampaikan oleh Dirjen WHO pada 5 September lalu, saat bertemu dengan Menkes negara G-20, yang menyebutkan 3 hal langkah luar biasa diperlukan saat ini untuk atasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin. Langkah tersebut adalah Queue swapping atau pertukaran antrean dosis antara negara dengan tingkat vaksinasi tinggi dengan rendah, termasuk melalui COVAX Facility. Kedua, mempercepat realisasi dose-sharing. Dan terakhir transfer teknologi dan know-how untuk mendukung produksi vaksin di kawasan lain.