9 Vaksin yang Mendapatkan EUA dari Badan POM Dipastikan Aman

Ilustrasi vaksin Covid-19
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pemerintah mengajak masyarakat untuk tidak ragu dengan ketersediaan dan keamanan vaksin dan menyegerakan vaksinasi. Pemerintah memastikan semua vaksin yang digunakan di Indonesia aman karena telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan, semua jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia sudah dipastikan keamanannya dan khasiatnya oleh Badan POM. Masyarakat diminta tidak perlu ragu lagi dan dapat menyegerakan vaksinasi untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga dan orang terdekat.

"Hadirnya beragam jenis vaksin COVID-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. Seluruh dunia sangat memerlukan vaksin COVID-19 saat ini, dan Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karenanya, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen," katanya.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Pada 7 September 2021, Badan POM telah memberikan EUA kepada Vaksin Janssen COVID-19. Berdasarkan pengujian kepada penerima vaksin yang berusia atas 18 tahun, vaksin produksi Johnson & Johnson ini memiliki efikasi untuk mencegah semua gejala COVID-19 sebesar 67,2%, dan efikasi untuk mencegah gejala COVID-19 sedang hingga berat sebesar 66,1%.

Pada hari yang sama Badan POM juga memberikan EUA untuk vaksin Convidecia yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology. Efikasi vaksin Convidecia untuk perlindungan pada semua gejala COVID-19 adalah 65,3 persen, sedangkan efikasi untuk perlindungan terhadap kasus COVID-19 berat adalah 90,1 persen.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Vaksin Janssen dan Covidecia menjadi ke-8 dan ke-9 yang telah mendapatkan EUA dari Badan POM pada tahun ini. Kedua vaksin tersebut menyusul tujuh vaksin lain yang telah mendapatkan EUA lebih awal, yaitu Sinovac, Vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V.

"Dari sembilan vaksin yang sudah mendapatkan EUA dari Badan POM, enam diantaranya telah digunakan di Indonesia. Kemudian, dalam waktu dekat, vaksin Janssen juga akan tiba di Indonesia," ujar Menkominfo Johnny.

Pakar Imunisasi, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH. DSc terus mendorong pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi, khususnya di daerah dengan tingkat kasus COVID-19 paling tinggi. Daerah padat penduduk dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi umumnya dinilai memiliki risiko penyebaran kasus COVID-19 lebih tinggi.

"Dengan cara ini otomatis cakupan imunisasi akan lebih cepat meningkat dibanding vaksin yang ada di distribusi secara merata," ujar Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Belanda ini.

Selain itu, dr. Jane juga kembali mengingatkan bahwa varian delta jauh lebih cepat menular dan perjalanan penyakit dua kali lebih cepat dan mematikan. Masyarakat yang masih enggan divaksin diharapkan dapat memahami bahwa vaksinasi akan sangat membantu mereka menghindari risiko kesehatan yang lebih parah akibat infeksi COVID-19 varian Delta.

"Sebanyak 99% kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat terjadi pada mereka yang belum diimunisasi, kelompok anti vaksin, dan anti masker," tegas dr. Jane.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya