Pemerintah Dorong Percepatan Vaksinasi untuk Lansia

Vaksinasi COVID-19 terhadap lansia di Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Pemerintah mengajak kelompok masyarakat lansia yang belum divaksin untuk segera lakukan vaksinasi sebagai salah satu perlindungan utama terhadap COVID-19. Kelompok lansia saat ini menjadi salah satu termasuk kelompok dengan risiko dampak kesehatan paling tinggi apabila terpapar COVID-19.

10 Cara Cerdas Menghemat Biaya Perawatan Anabul di Rumah

Berdasarkan data covid19.go.id, Per 8 September 2021, pukul 17.00 WIB, tingkat kematian akibat COVID-19 paling tinggi terjadi pada kelompok lansia. Dari total pasien yang meninggal akibat COVID-19, sebanyak 46,6% di antaranya merupakan lansia.

Di sisi lain, berdasarkan data per 8 September 2021, pukul 18.00 WIB, realisasi vaksinasi kelompok lansia baru mencapai sebanyak 5,4 juta untuk dosis 1 atau lebih dari 25% dari total sasaran, 21,5 juta orang. Adapun realisasi vaksinasi dosis 2 baru baru mencapai 3,9 juta orang, atau 18,1% dari target.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Untuk itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan bahwa pemerintah terus mendorong kelompok lansia untuk segera vaksinasi. Kelompok lansia harus diprioritaskan untuk mencegah kasus berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

“Generasi lansia merupakan kelompok yang memiliki risiko kesehatan yang paling tinggi apabila terpapar COVID-19. Oleh karena itu, pemerintah mengajak semua lansia segera melakukan vaksinasi. Semua jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia sudah dipastikan aman dan berkhasiat," ujar Menkominfo Johnny.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Vaksinasi COVID-19 untuk lansia tercantum dalam Surat Edaran (SE) nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada kelompok sasaran lansia, komorbid, penyintas COVID-19, dan sasaran tunda.

Menkominfo Johnny menerangkan bahwa secara umum, syarat untuk vaksin lansia sama dengan yang lain. Namun, ada beberapa ada pertanyaan tambahan yang perlu diperhatikan terkait kondisi kesehatan yang meliputi kemampuan fisik dan potensi komorbid.

Beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan di antaranya, ‘Apakah mengalami kesulitan menaiki 10 anak tangga?’, ‘Apakah punya 5 penyakit dari 11 penyakit kronik dan komorbid?’, ‘Apakah mudah merasa kelelahan?’, ‘Apakah mengalami penurunan berat badan secara signifikan?’, dan ‘Apakah mengalami kesulitan dalam berjalan sejauh 100-200 meter?’.

“Jika ada 3 jawaban "Ya" atau lebih dari 5 pertanyaan di atas, maka vaksin COVID-19 tidak bisa diberikan," ujar Menkominfo.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi berharap, pemerintah daerah dapat menyusun strategi untuk mendorong vaksinasi bagi kalangan lansia.

Pemerintah daerah perlu melakukan alokasi khusus untuk penduduk lansia di setiap pelaksanaan vaksinasi, baik di fasyankes maupun di tempat lain. Menurutnya, kelompok lansia harus diprioritaskan untuk menerima vaksinasi.

Memahami setiap daerah akan mengalami tantangan tersendiri dalam menggenjot vaksinasi untuk lansia, dr. Siti Nadia mengharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk membujuk dan mengajak para orang tua untuk vaksinasi.

“Kita memahami saat ini tengah meningkatkan cakupan vaksinasi untuk semua populasi, tetapi kami berharap dan berupaya supaya populasi lansia yang memiliki kerentanan untuk mendapatkan gejala parah dan bahkan kematian dapat diprioritaskan. Mari kita bujuk, ajak, daftarkan dan dampingi orang tua kita untuk menerima vaksin covid-19 di tempat pelayanan vaksinasi terdekat,” kata dr. Nadia.

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024