Hari Anak Nasional: Sekitar 80 Juta Anak Indonesia Terdampak Pandemi

Badut Polisi memberikan masker kepada anak-anak dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional di Balai Desa Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (22/7/2020). Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2020 bertema
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA – Pada Hari Anak Nasional 2021, anak-anak Indonesia dihadapkan pada situasi yang sulit akibat pandemi COVID-19 yang telah berjalan setahun lebih. Situasi lebih dari 80 juta anak Indonesia, tidak sedang baik-baik saja.

Sekitar 60 juta anak-anak indonesia kehilangan masa indah di sekolah, sebagian bahkan tidak bisa melakukan pembelajaran jarak jauh karena fasilitas tidak tersedia.

Banyak yang kehilangan kesempatan bermain dan mengenal alam terbuka. Di dunia maya pun, ancaman masih ada, masih banyak anak yang mengalami perundungan atau tindakan bully, diskriminasi, dan kekerasan verbal di media sosial.

“Tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia, dan yang paling membuat sedih, beberapa dari anak Indonesia, kehilangan orang tua mereka yang tidak dapat diselamatkan, pada saat menderita COVID-19,” ujar dr. Reisa Broto Asmoro prihatin terhadap kondisi yang dialami anak-anak saat ini.

“Kami turut berduka cita atas kehilangan mereka, dan mendoakan yang terbaik, bagi mendiang ayah bunda yang mendahului kita. Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi anak yang ditinggalkan. Justru pada masa pandemi, anak Indonesia harus makin kita lindungi, agar masa depan mereka, yaitu masa depan kita juga, jauh lebih baik,” harap dr. Reisa.

Penambahan kasus harian diharapkan bisa diturunkan.

Kapasitas rumah sakit juga diupayakan maksimal untuk merawat pasien dengan gejala berat meskipun jumlahnya bertambah, dan angka kematian karena COVID-19 harus ditekan sampai serendah mungkin. Sejak pandemi dimulai pemerintah juga terus menguatkan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).

dr. Reisa menjelaskan kembali pentingnya testing atau menguji seseorang positif atau negatif terhadap COVID-19 supaya pasien cepat dirawat dan disembuhkan, dan jangan sampai menulari orang lain.

Jokowi Semarakkan Acara Puncak Hari Anak Nasional ke-40 di Papua

“Tidak semua orang memiliki kesehatan prima, misalnya orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun, apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujar dr. Reisa.

dr. Reisa menambahkan, “Tracing atau kegiatan melacak siapa saja yang dekat dengan pasien yang baru saja diketahui positif COVID-19, supaya kita tahu siapa saja yang tertular dan yang tidak."

Peringati Hari Anak Nasional, Begini Cara Unik BRI Ajak Para Siswa SD Belajar Tanam Hidroponik

Terakhir dr. Reisa menjelaskan, “Treatment atau perawatan, bagi yang terkonfirmasi positif setelah melakukan testing dan tracing bisa segera kita periksa, untuk memutuskan apakah disarankan isolasi mandiri, dirujuk ke isolasi terpusat punya pemerintah, atau bagi yang punya penyakit peserta yang berbahaya, dirujuk segera di rumah sakit rujukan, agar dapat perawatan intensif.

"Saat ini sudah ada hampir 1000 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia, dan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Indonesia saat ini sudah hampir 125 ribu ruangan.

Tips dari YouTube di Hari Anak Nasional: Begini Cara Akses Konten Berkualitas

“Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banyak, kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” tutup dr. Reisa.

Peserta Jelajah Sapa

Bun, Cara Ini Bisa Mengasah Bakat dan Nilai Sosial Anak

Melalui Jelajah Sapa, Menteri PPPA juga terhubung secara daring dengan anak-anak di 10 lokasi lainnya untuk mendengarkan aspirasi mereka.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2024