Usai Gelar RPD, Komisi VIII DPR Minta 3 Hal Ini dari Kemensos

Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RPD) dengan Kemensos.
Sumber :

VIVA – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RPD) dengan Kementerian Sosial RI Masa Persidangan V Tahun Sidang 2020-2021.

Mensos Ungkap Nasib Rolls-Royce hingga Tas Louis Vuitton Tak Bertuan di Kemensos

Dari Kementerian Sosial hadir Sekretaris Jenderal; Inspektur Jenderal; Dirjen Pemberdayaan Sosial; Dirjen Rehabilitasi Sosial; Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial; Dirjen Penanganan Fakir Miskin; serta Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial. 

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mengatakan, bahwa RDP ini merupakan pendalaman program dan fungsi, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Sosial RI. 

Gandeng Pos IND Salurkan Bansos di Sleman, Mensos Janjikan Ini

“RDP ini kelanjutkan dari pertemuan dua hari lalu berisi pendalaman program-program yang disampaikan Kemensos,” ujar Yandri di Bogor, Rabu (9/6/2021).

Pertemuan berjalan cukup alot dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh Anggota Komisi VIII terhadap semua Dirjen, terutama saat paparan disampaikan.

Tanggapi Kisruh Donasi Agus Salim dan Novi, Mensos Gus Ipul: Penggunaan Dana Donasi Harus Dipertanggungjawabkan

“Kami memahami program-program dari Kemensos untuk kesejahteraan rakyat, sudah semestinya kita dukung,” tutur Samsu Niang, Anggota FPDIP Dapil Sulsel II.

RDP digelar menghasilkan kesimpulan dari rapat sebelumnya mulai Senin (7/6) dan Rabu (9/6) dengan besaran pagu indikatif Kemensos 2022 Rp 78.256.327.121.000.

“Kami memahami besaran pagu indikatif Kemensos RI tahun 2022 Rp 78.256.327.121.000,” ujar Ketua Komisi VIII DPR RI yang dibacakan oleh Wakil Ketua, Hj Diah Pitaloka. 

Dalam catatan akhir, Kemensos diminta merespon dengan sungguh-sungguh tiga pendapat dan pandangan pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI.

Pertama, untuk memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mitra penyaluran progam Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kedua, meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Darah (Pemda) untuk kesuskesan dan keberlangsungan berbagai program Kemensos.

Ketiga, mendorong berbagai upaya memajukan masyarakat pra-sejahtera dengan mengurangi angka stunting, memperhatikan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), gelandangan atau terlantar, serta memperbaiki Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Ilustrasi jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah

DPR Sebut Ada Peluang Tekan Biaya Haji 2025 Sampai di Bawah Rp 90 juta

Komisi VIII DPR, menyatakan telah menghitung ulang biaya haji 2025. Hasilnya, masih ada kemungkinan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji 2025 diturunkan lagi dari usulan Kemenag

img_title
VIVA.co.id
2 Januari 2025