KIPI Vaksin AstraZeneca di Sulut Termasuk Ringan
- ANTARA
VIVA – Sebanyak 1,1 Juta vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia bantuan dari COVAX facility, telah didistribusikan ke enam provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Terdapat empat orang yang di observasi setelah mendapat vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi Utara yang beberapa lalu membuat otoritas setempat menerbitkan penghentian sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyampaikan telah mendapatkan laporan dari Komda KIPI Sulawesi Utara.
“Kami sudah menerima Komda KIPI Sulawesi Utara, tentang adanya subjek yang menggigil, demam, dan pegal, sehingga terbit surat Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara untuk pemberhentian vaksin, setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan,” terangnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, Selasa (30/3).
dr. Siti Nadia Tarmidzi, Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kemenkes, menambahkan bahwa dalam memilih jenis vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi nasional, pemerintah senantiasa mendengarkan saran dan masukan dari para ahli, termasuk dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health (WHO).
“Hal itu dilakukan karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh masyarakat indonesia,” tegas dr. Siti Nadia.
“Vaksin memainkan peran penting dan jadi alat berguna untuk melawan pandemi. Jutaan vaksin sudah diamankan dan diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia. Indonesia sudah menerima vaksin AstraZeneca yang mendapatkan standar keamanan tertinggi dari yang juga disetujui Badan POM yang menjamin keamanan dan khasiatnya,” terang Dr. Vinod Bura, Medical Specialist WHO Indonesia.
Atas dasar tersebut, vaksin AstraZeneca bisa digunakan baik untuk golongan usia 18 tahun ke atas maupun kepada lanjut usia (lansia).
“Vaksin ini bisa diberikan pada usia 18 tahun dan juga untuk lansia, vaksin ini sangat baik untuk lansia, sangat aman, dan dapat menghasilkan Imunogenisitas yang sangat tinggi,” tutup Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua ITAGI.
Rizky Ika Safitri, Communication for Development UNICEF Indonesia, menyatakan “Fasilitas COVAX yang dinaungi WHO, aliansi vaksin (GAVI), dan koalisi inovasi kesiapsiagaan pandemi (CEPI) adalah bentuk solidaritas global untuk penanganan pandemi COVID-19.”
Fasilitas COVAX bertujuan memberikan akses pada vaksin COVID-19 secara adil dan merata bagi semua negara anggota terlepas status kemajuan pembangunan dan ekonominya. Setiap negara anggota COVAX akan mendapatkan vaksin yang aman dan efektif untuk 20 persen populasi negaranya untuk mengurangi tingkat kematian, melindungi sistem kesehatan dan memastikan layanan kesehatan esensial dapat terus diberikan kepada masyarakat.