Webinar: Masih Waspada! Tahun 2021 Pandemi Belum Berakhir
- Bakrie Center Foundation
VIVA – Akhir tahun menjadi salah satu waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi selama satu tahun. Evaluasi tersebut dilakukan untuk menyambut tahun baru yang lebih baik. Pada Selasa, 29 Desember 2020 lalu, Bakrie Center Foundation (BCF) mengadakan kembali Webinar Meramu Ide dengan tema Renungan Akhir Tahun: Pentingnya Antisipasi Hadapi Pandemi. Dengan mengangkat tema tersebut, BCF menaruh peduli terhadap wabah Covid-19 yang selama hampir satu tahun ini mendera dunia. Dalam webinar yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube BCF, BCF menghadirkan Kepala Departemen Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc dan Prof. Amin Soebandrio, dr, PhD, SpMK(K) selaku Kepala Lab Biologi Molekuler Lembaga Penelitian Eijkman.
Dalam pemaparannya, Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc membagikan analisisnya terkait dengan respon hingga langkah awal pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut ahli yang sekarang menjabat sebagai Kepala Divisi Research of Indonesian Epidemiologist Association ini, masih cukup banyak pemilihan langkah penanganan wabah yang dinilai masih setengah hati dan belum maksimal. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan masih tingginya kasus positif Covid-19 yang terjadi setiap harinya.
“Wabah sebenarnya bisa saja ditangani saat masih kecil. Apabila wabah tersebut juga menyebar dan besar akan jadi seperti kebakaran, penangannya lebih sulit dan mahal. Indonesia sendiri masih ada di urutan ke-21 dengan tingkat Covid-19 di dunia. Jika dilihat dari progressnya atau infection trajectory global, Indonesia masih masuk ke dalam grafik yang naik,” ujarnya.
Tidak jauh berbeda dengan narasumber sebelumnya, Prof. Amin Soebandrio, dr, PhD, SpMK(K) juga membagikan analisis dan fakta mengenai Covid-19 yang berfokus pada pentingnya pengadaan vaksin, herd immunity, hingga kriteria vaksin yang ideal. Ia juga memaparkan sebuah fakta bahwa ada beberapa kelompok masyarakat yang masih menolak keberadaan vaksin dengan berbagai alasan.
“Apabila kita melihat kelompok masyarakat mengenai pengadaan vaksin akan terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, kelompok yang bersedia sepenuhnya menerima vaksin dengan jumlah 60-70%. Kedua, kelompok yang benar-benar tidak bersedia menerima vaksin dengan jumlah sekitar 20-30% serta yang ketiga merupakan kelompok masyarakat yang berada diantaranya, menolak ataupun menerima tapi masih berpikir (menimbang-nimbang.red). Hal ini akan menjadi sebuah problem yang akan terus kita hadapi,” jelasnya.
Meskipun di tahun ini secara bertahap program vaksinasi akan segera diterapkan, namun menurut keduanya seluruh masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker ketika berpergian, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dengan adanya vaksin tidak serta merta dapat langsung menghilangkan jejak virus Covid-19 dari lingkungan sekitar kita.
Webinar Meramu Ide dapat disaksikan kembali di kanal Youtube Bakrie Center Foundation.