Membangun Karakter Pemimpin Yang Penuh Empati, Bagaimana Caranya?

webinar BCF
Sumber :

VIVA – Webinar Meramu Ide yang diadakan pada Jumat (20/11/2020) lalu, merupakan sebuah bentuk dukungan terhadap Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Bakrie Center Foundation Apresiasi Dukungan Universitas dan Lembaga Sosial Melalui Campus Leaders Program 9 Award

Bakrie Center Foundation (BCF) bekerja sama dengan Progam Studi Manajemen Universitas Bakrie menyelenggarakan webinar dengan tema Membangun Karakter Pemimpin Yang Penuh Empati Dalam Bisnis Sosial. Ini merupakan bentuk implementasi program Building Compassionate Leaders, sebuah program kolaborasi antara Prodi Manajemen Universitas Bakrie dengan BCF yang mendapat dana hibah dari Dikti. Webinar Meramu Ide kali ini bertujuan untuk membangun rasa empati pada fenomena sekitar di diri para pelaku usaha, terutama yang memiliki usaha sosial.

“BCF merupakan mitra yang terjalin dengan Program Studi Manajemen Universitas Bakrie untuk satu program hibah yang kita dapatkan dari Dikti yaitu pengembangan Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Program Studi Manajemen ingin melihat satu kemungkinan dimana membuat satu program mahasiswa itu dilatih rasa sensitivitasnya terhadap situasi sosial terutama,” ujar Muhammad Taufik Amir, Program Studi Manajemen Universitas Bakrie

Bakrie Center Foundation Kembali Gelar Konferensi Nasional Campus Leaders Program batch 9

Webinar kali ini menghadirkan salah satu penerima beasiswa S2 Bakrie Graduate Fellowship 2015, Annisa Hasanah. Dalam webinar tersebut, wanita yang tengah melanjutkan pendidikan ilmu lingkungan di Kyoto University Jepang tersebut, berbagi tentang awal mula berdirinya Ecofun Indonesia. Ecofun Indonesia merupakan sebuah social enterprise yang dimulai pada tahun 2016 yang hadir dengan konsep gamification agar anak-anak tetap bisa belajar soal lingkungan sambil bermain.

Produk Ecofun Indonesia yaitu Ecofunopoly, papan permainan yang dibuat dengan bahan daur ulang agar dapat membantu mewujudkan sustainability environmental. Bagi Annisa, sociopreneurship merupakan sebuah ilmu baru yang dapat memadukan konsep usaha dengan lingkungan.

Ratusan Relawan SDGs Hero Volunteer Batch 2 Ajak Masyarakat Go Green di CFD Jakarta

“Jujur, saya baru mengetahui tentang sociopreneur itu apa baru-baru ini. Dahulu, konsep Ecofun Indonesia merupakan sebuah pemikiran seorang anak kuliahan dengan jurusan lanskap arsitektur, dimana keserakahan manusia dapat menyebabkan sebuah kerusakan lingkungan dan bahkan tidak ada yang bertanggung jawab atas itu,” ujar Annisa Hasanah dalam pemaparannya pada webinar Jumat lalu.

Selain itu, Founder Sociopreneur Indonesia (SID), Dessy Aliandriana, Ph.D juga ikut hadir berbagi ilmu dan pengalaman. Tidak jauh berbeda dengan Annisa, Dessy juga menjelaskan tentang sebuah kegiatan usaha yang dapat bergerak sekaligus untuk memecahkan masalah sosial. Menurut wanita yang berlatarbelakang dunia aviasi tersebut, dalam menjalankan sebuah sociopreneurship harus mendapatkan sebuah keuntungan. 

Apabila tidak mendapatkan keuntungan, maka kegiatan sosial yang direncanakan sebelumnya juga tidak dapat terlaksana dengan baik. Baginya, dalam mencapai sebuah keuntungan para sociopreneuer harus memiliki inovasi. Inovasi dibentuk agar dapat menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada.

“Saat berbicara tentang inovasi, kita tidak sedang membicarakan apa yang tidak kita miliki. Inovasi itu bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga kita harus berfokus terhadap apa yang kita miliki dan bagaimana cara memanfaatkannya. Keterbatasan tidak boleh menjadi penghalang saat melakukan proses inovasi,” tutur Dessy Aliandriana, Ph.D

Webinar Meramu Ide merupakan edukasi yang diadakan oleh BCF secara daring dan sudah dilaksanakan selama 6 kali. Program edukasi ini merupakan bentuk konsistensi BCF sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan dan pembangunan karakter pemimpin kaum muda di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya