Dokter Spesialis Paru Sarankan Jangan Konsumsi Makanan Setengah Matang
- U-Report
VIVA – Pandemi virus corona (Covid-19) bukan hanya mengubah kebiasaan dalam perilaku, tapi juga makanan yang dikonsumsi.Â
Menghadapi New Normal, kita perlu meningkatkan kualitas hidup agar bisa memperkecil kemungkinan terpapar virus.
Makanan sangat mempengaruhi imunitas tubuh untuk menghalangi Covid-19 maupun virus lainnya untuk masuk dan berkembang di dalam tubuh. Untuk itu kita harus ekstra hati hati memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi.
Menghindari makan makanan yang instant, serta mengkonsumsi ragam makanan yang penuh dengan nutrisi menjadi perhatian yang harus dilakukan untuk meningkatkan imunitas.
Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan, Sp.P(K) mengingatkan untuk makanan sebaiknya konsumsi makanan yang sudah dimasak.
Proses pemanasan makanan saat memasak dapat mematikan kuman pada makanan terlebih sidat Covid-19 yang tidak tahan panas.
"Virus SARS-CoV-2 penyebaran Covid-19 tidak tahan suhu di atas 60 derajat, kalau masak di atas 60 derajat virusnya akan mati. Makanya perlu memasak makanan sampai matang," kata dr. Erlina saat live di Radio Kesehatan, Selasa (9/6/2020).
Jadi makanan-makanan yang biasa disajikan setengah matang seperti telur atau daging disarankan dimasak sampai matang, baru dikonsumi.
"Bukan hanya menghindari virus ini, tapi kuman yang lain. Bagus kalau ibu masak makanannya sampai matang," ungkap dr. Erlina.
Dilansir dari SehatQ.Com, memasak makanan juga jangan sampai terlalu matang atau dipanaskan berkali-kali.
Alasannya kadar vitamin, contohnya vitamin CÂ pada sayur-sayuran akan menurun kalau lama terpapar udara bebas dan suhu yang terlalu panas.
"Vitamin C kalau kena udara bebas dia akan turun vitaminnya, kemudian dari cara masak dengan suhu tinggi, waktu masaknya berapa lama," ungkap dr. Beatrice saat tanya dokter live di instagram Green Pramuka Square, Senin (11/5/2020).