Gelar Foreng Ke-10, WIKA Siap dalam Kompetisi Global
VIVA – Jelang penutupan tahun 2019 sekaligus menyambut hari ulang tahun yang ke-60 pada 2020 mendatang, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. (WIKA) menghelat Forum Engineering (Foreng 10) dengan tajuk utama, “Future Solution for Lifecycle Construction” di Telkom Landmark Tower [TLT] Jakarta dalam agenda dua hari, 12-13 November 2019.
Hadir pada pembukaan event BIM (Building Information Modelling) terbesar di tanah air ini, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ismunandar, serta Kepala bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasana Perhubungan 1B Kementerian BUMN Fathurohman.
Selain itu, tampil pula 20 pembicara internasional, civitas-civitas akademika dari 50 perguruan tinggi terbaik di tanah air, termasuk Board of Management global platform & software provider (Bentley, Google, Microsoft, Autodesk, Trimble, Allplan, Glodon TTW dan lain- lain) serta Manajemen BUMN (Semen Indonesia, BNI, Mandiri, BTPN)
Agenda hari pertama Forum Engineering ke-10 ini diisi dengan 6 diskusi panel yang mengakomodir beberapa tema, antara lain: WIKA’s BIM implementation, Project Lifecycle Going Digital, Technology System, BIM for Bridges, Vertical & Horizontal Construction, Collaboration in AEC Industry, hingga transactional banking. Sementara pada hari kedua, agenda workshop tentang A-Z BIM, mendominasi.
Dalam sambutannya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan apresiasi dan penghargaan setingginya bagi WIKA dan para pendukung acara lainnya atas diselenggarakannya seminar internasional, workshop, dan BIM Award. Selain itu, Menteri Basuki juga menyampaikan pentingnya sinergi tiga pilar yaitu: sektor pemerintah, industri dan pendidikan dalam kaitannya dengan percepatan transformasi digital di Indonesia.
"Pada beberapa tahun terakhir, Pemerintah mendorong infrastruktur secara masiv. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah breakthrough yang mampu mengintegrasikan seluruh sumber daya, Pemerintah – Industri – Perguruan Tinggi dengan cara yang jauh lebih akurat, lebih cepat, dan lebih mudah. BIM inilah yang kemudian menjadi tools untuk menjembatani goals itu," terang Menteri Basuki.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perseroan, Tumiyana dalam sambutan pembukanya mengatakan bahwa sebagai sebuah seperangkat teknologi, BIM mampu menjembatani konsep perencanaan, perhitungan analisis disain, pemodelan dalam bentuk 3 dimensi, proses anggaran dan biaya, schedulling proyek, sampai pelaksanaan pembangunan di lapangan.
“Dalam dua tahun terakhir, BIM WIKA berhasil mendapat pengakuan dari dunia internasional atas segala effort, kinerja dan performa BIM yang luar biasa. Kami berhasil menjadi implementator BIM terbaik di dunia untuk kategori, going Digital advancements in Bridges & Environmental Engineering,” terang Tumiyana, bangga.
BIM dan Impact-nya bagi WIKA
Forum Engineering adalah agenda forum yang diselenggarakan secara rutin oleh WIKA setiap tahun, untuk menyampaikan, mengelaborasikan, dan mengkaji implementasi teknologi terbaru dalam dunia konstruksi pada proyek infrastruktur dalam kaitannya dengan knowledge management ilmu keteknikan.
Pada penyelenggaraan yang memasuki tahun ke-10, WIKA mengangkat BIM sebagai tema besar utamanya. Ketua Pelaksana Foreng 10-BIM, Hendrico mengatakan bahwa dengan BIM, subjek yang terlibat dalam suatu proyek dapat bekerja secara kolaboratif dan, mengoptimalkan produktivitas SDM sehingga kegiatan proyek berjalan cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle).
“Selain itu, BIM juga dapat membuat efisiensi yang sangat signifikan dari sisi kalkulasi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain (pra-konstruksi) menjadi sangat detail dan akurat dibandingkan cara hitung konvensional” tambah Hendrico, mantap.
Apa yang disampaikan oleh WIKA tersebut bukan pepesan kosong. Pada event kompetisi infrastruktur global tahunan bergengsi, yang berlangsung selama 21-24 Oktober 2019, WIKA yang diwakili oleh Fery Safaria dan Rizky Yusuf Ramadhan berhasil memaparkan dengan
gamblang Proyek Design and Build Harbour Road 2 yang memiliki kompleksitas, konsistensi dan kontinyuitas inovasi, efisiensi serta kemandirian BIM yang implementatif guna mengembangkan solusi.
Hasilnya, luar biasa! WIKA berhasil mengungguli 2 finalis dari Italia, Italfer S.p.A dan Shenzen Municipal Design & Research Institute, co, Ltd., dari Tiongkok. Sebagai informasi, ajang International Year of Infrastructure 2019 ini diikuti oleh 60 negara di dunia, 440 organisasi dan 571 nominasi proyek.
Prestasi juara 1 yang ditorehkan WIKA pada ajang International Year in Infrastructure 2019 adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir. Pada ajang yang berlangsung di Inggris tahun 2018 lalu, WIKA menjadi wakil Indonesia pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus tampil sebagai pemenang kategori Environmental Engineering untuk penerapan Building Information Modelling (BIM) di proyek perencanaan penanggulangan bencana longsor di Bogor serta kategori Bridges untuk penerapannya pada proyek pembangunan Flyover Teluk Lamong.
Pengakuan dari perusahaan global sekelas Bentley, menunjukkan bahwa BIM saat ini telah memainkan peran penting bagi keberhasilan proyek WIKA. Penerapannya terbukti mampu memberikan perencanaan yang lebih akurat dan menghasilkan efisiensi dari segi waktu pengerjaan maupun biaya.