NH. Dini dikenal sebagai novelis kondang tanah air yang telah menelurkan puluhan karya. Ia mewakafkan dirinya di dunia sastra hingga ajal menjemputnya.

Wanita kelahiran Semarang pada 29 Februari 1936 ini sudah menggemari dunia tulis menulis sejak masih duduk di kelas 3 SD. Sedangkan karier profesionalnya berawal saat ia mengirim sajak untuk mengikuti kontes ‘Prosa Berirama’ yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI).

Pemilik nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin ini kemudian menjajal kemampuannya dengan menulis cerpen untuk majalah Femina. Namun NH. Dini sadar, cerpen (cerita pendek) bukanlah dunianya. Ia kemudian mulai bereksperimen dengan tulisan-tulisan panjang.

Sempat merilis buku Dua Dunia: Kumpulan Cerpen saat berusia 20 tahun, beberapa karya sastranya yang terkenal yakni Pada Sebuah Kapal (1973), La Barka (1975), Keberangkatan (1977), dan Namaku Hiroko (1977). Dini juga menulis biografi di antaranya Amir Hamzah Pangeran dari Negeri Seberang (1981) dan Dharma Seorang Bhikku (1997).

Atas karya-karyanya, NH. Dini ini dianggap sebagai pelopor suara perempuan pada medio 1960 hingga 1980-an. Sudah lebih dari 30 buku pernah diciptakan oleh pejuang feminisme ini.

Dini juga memperoleh Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), Hadiah Francophonie (2008), Achmad Bakrie Award bidang Sastra (2011), hingga Lifetime Achievement Ubud Writers and Readers Festival (2017).

Dalam kehidupan pribadinya, NH. Dini sempat menikah dengan diplomat Prancis Yves Coffin pada 1960, namun ia memilih berpisah setelah 24 tahun bersama.

Dari pernikahan itu, NH. Dini dikaruniai dua orang anak bernama Pierre Louis Padang dan Marie Claire Lintang. Kedua anaknya memilih tinggal bersama sang ayah di Perancis.

Nama NH. Dini sempat ramai dibicarakan karena putranya, Pierre Louis Padang atau Pierre Coffin besar sebagai sutradara sekaligus pencipta karakter Minion dalam film seri Despicable Me.

Pada 4 Desember 2018, NH. Dini mengalami kecelakaan di Tol Tembalang KM 10, Semarang. Sempat menjalani penanganan di RS Elizabeth, namun nyawa pengarang novel Dari Ngalian ke Sendowo ini tak tertolong. Ia meninggal pada usia 82 tahun.

NH. Dini disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri, Semarang. Jenazah beliau dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang sehari setelah kejadian. Keinginan beliau untuk dikremasi memang sudah diungkapan belau pada surat wasiat yang pernah ditulisnya ketika masih berusia 52 tahun. (AC/DN) (photo/freedominstitute)

KELUARGA
Suami : Yves Coffin (Berpisah)
Anak : Pierre Louis Padang dan Marie Claire Lintang

KARIER
Karya Buku
Dua Dunia: Kumpulan Cerpen (1956)
Jepun Negerinya Hiroko
Pada Sebuah Kapal (1972)
La Barka (1975)
Namaku Hiroko (1977)
Keberangkatan (1977)
Sebuah Lorong di Kotaku (1978)
Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979)
Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979)
Genevieve dari Paris: Dongeng dari Galia 1 (1981)
Cernunnos Dewa Menjangan: Dongeng dari Galia 2 (1981)
Amir Hamzah, Pangeran dari Seberang (1981)
Kuncup Berseri (1982)
Orang-orang Tran (1983)
Segi dan Garis (1983)
Pertemuan Dua Hati (1986)
Sekayu (1988)
Istri Konsul: Kumpulan Cerpen (1989)
Jalan Bandungan (1989)
Tirai Menurun (1993)
Hati yang Damai (1998)
Cerita Rakyat Dari Prancis 2 (1999)
Kembang Mayang (28 Cerita Pendek Perempuan Cerpenis Indonesia) (2000)
Kemayoran (2000)
Monumen (2002)
Dari Parangakik ke Kamboja (2003)
Pencakar Langit (2003)
Janda Muda (2003)
Dari Fontenay ke Magallianes (2005)
La Grande Borne (2007)
Seri Kenangan Nh. Dini (2008)
Argenteuil: Hidup Memisahkan Diri (2008)
Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang (2012)
Dari Ngalian ke Sendowo (2015)
Gunung Ungaran: Lerep di Lerengnya, Banyumanik di Kakinya (2018)

PENGHARGAAN
Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989)
Bhakti Upapradana Bidang sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991)
Hadiah Francophonie (2008)
Achmad Bakrie Award bidang Sastra (2011)
Lifetime Achievement Ubud Writers and Readers Festival (2017)