Sejak kecil pria kelahiran Rembang, 15 Desember 1977 ini sudah menyukai dunia tulis-menulis. Bahkan, ia telah menulis banyak karya ketika masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.
Kemampuan menulisnya pun terus berlangsung saat ia masuk sekolah menengah. Dari Madrasah Tsanawiyah Rembang, ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus (MAN-PK) Surakarta. Dari tulisannya, Burhanudin memenangi berbagai lomba karya tulis dari tingkat kota hingga provinsi.
Lulus dari MAN-PK, ia hijrah ke Jakarta dan kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Di titik ini juga, ia mengirim artikel pertamanya ke media massa yang bertajuk Keterbukaan Pasca Insiden 27 Juli yang dimuat di Harian Terbit pada 1996.
Lulus kuliah dari UIN, ia melanjutkan kuliah ke Australia. Burhan memperoleh gelar Master of Arts (MA) dengan spesialisasi politik Indonesia dari Australian National University (ANU) pada 2008.
Selepas mengemban ilmu di Negeri Kanguru tersebut, ia pun kembali ke Tanah Air dan bergabung dengan lembaga survei yang didirikan oleh Bima Arya bernama Charta Politika sebagai konsultan politik.
Namun, baru tiga bulan, penerima beasiswa dari Australian Development Scholarship – ADS dari AUSAID pada 2006-2008 ini, mundur dari Charta Politika dan pindah ke Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebagai direktur Komunikasi Publik.
Dari sini namanya mulai dikenal banyak orang sebagai pengamat politik berbasis survei. Ia kerap hadir menjadi narasumber jelang pilkada, pilgub, dan pilpres. Analisisnya berdasarkan survei dan tutur penyampaiannya yang begitu rapi makin melambungkan namanya di jajaran pengamat politik.
Namanya makin eksis setelah ia mendirikan lembaga survei bernama Indikator Politik Indonesia pada 2013. Ia langsung didaulat sebagai direktur eksekutif.
Selain sebagai konsultan politik, ia tetap dikenal pengamat politik yang rajin menulis. Ratusan artikel sudah beredar di berbagai media massa. Ia juga tak melupakan menulis buku. Di antaranya, Dilema PKS Suara dan Syariah, Perang Bintang 2014, dan Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan Pilpres.
Untuk kegiatan sehari-harinya, ia mengajar di UIN Jakarta untuk mata kuliah Sistem Politik di Indonesia dan di Universitas Paramadina untuk mata kuliah Pemilu dan Perilaku Pemilih. (AC/DN) (Photo/Antara)
PENDIDIKAN
SDN Kutoarjo I, Rembang (1990)
MTs Muallimin NU Rembang
Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus Surakarta (1996)
S1, Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002)
S2, Spesialisasi Politik Indonesia, Australian National University (2008)
KARIER
Majelis Pengembangan Tilawatil Qur'an, Surakarta (1994-1995)
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (1996-2002)
Anggota Forum Mahasiswa Ciputat (1998-1999)
Ketua Departemen Penelitian dan Pembangunan Intelektual BEM UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1999-2000)
Aliansi Lembaga-lembaga Formal Kemahasiswaan Se-Indonesia (2000-2002)
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2000-2001)
Editor di Jaringan Islam Liberal, Jakarta (2001)
Editor-in-Chief for Bulletin of Islam and Good Governance, Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta (2003-2004)
Koordinator Daerah dan Peneliti di Indonesian Survey Institute (Lembaga Survei Indonesia/LSI) Jakarta (2003-2006)
Peneliti di Indonesian Institute of Civil Society or INCIS Jakarta (2003-2006)
Anggota National Consortium of People’s Voter Education Network (2004-2005)
Program Manager for Voter Education and Public Service Announcement UNDP and JIL (2004)
Program Manager for Voter Education at The Asia Foundation and JIL (2004)
Koordinator Penelitian, Moslem Perception on US Foreign Political Affair conducted by US Embassy, PPIM, JIL, LSI and Freedom Institute (2004)
Program Manager for Voters Education in General Election 2004 conducted by Japan International Cooperation Agency (JICA and JIL (2004)
Direktur Komunikasi Publik dan Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia
Peneliti di CENSIS
Dosen di UIN Syarif Hidayatullah
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (2013-sekarang)
Berita Terkait