Herry Kiswanto dengan sapaan akrabnya Herry lahir di Banda Aceh, 25 April 1955. Meski Herry lahir di Aceh, ia memiliki keluarga yang keturunan sunda. Orang tuanya membawa Herry waktu kecil ke Ciamis, Jawa Barat yang merupakan kampung halaman keluarganya.
Herry sudah mulai bermain sepak bola semenjak kecil kemudian setelah lulus sekolah bergabung dengan klub Tornado dan PTPN XIII.
Tak lama Herry pindah ke Bandung untuk melanjutkan kuliahnya, ia juga mulai bermain bersama klub UNI Bandung. Pada awalnya ia berposisi sebagai gelandang, tapi ia mulai bermain sebagai libero. Saat itu ia telah bergabung bersama Pardedetex Medan.
Ia cukup lama membela klub asal Medan tersebut, sebelum ia akhirnya pindah ke Yanita Utama dan melanjutkannya ke Krama Yudha Tiga Berlian. Di klub ini, kariernya semakin berkembang dengan membawa klubnya menjadi juara Galatama selama 4 tahun berturut-turut pada tahun 1983 hingga 1987.
Herry menjadi salah satu pemain yang paling diburu banyak klub. Ia kemudian memutuskan pindah ke Assyabaab Salim Grup sebelum berlabuh di Bandung Raya tahun 1993. Bersama klub asal Kota Kembang ini merupakan puncak dari kariernya dengan mengantarkan Bandung Raya Juara Liga Indonesia 1995-1996 yang saat itu dilatih oleh Henk Wullems.
Meskipun posisinya sebagai libero, Herry adalah seorang pemain yang sportif selama 20 tahun kariernya, ia hanya mendapatkan satu kartu kuning. Ini adalah hal yang jarang terjadi bagi seorang libero atau pemain belakang.
Berkat kemampuannya itu Herry juga kerap kali dipanggil tim nasional Indonesia. Ia beberapa kali memperkuat timnas Garuda untuk berbagai kejuaraan level Asia. Dan tidak lama setelah itu ia memutuskan untuk "gantung sepatu".
Setelah memutuskan pensiun pada usia 41 tahun, ia memilih untuk menjadi Pelatih. Dan Persija Jakarta menjadi klub pertama yang ditanganinya pada tahun 1996.
Pengalamannya saat menjadi pemain ia coba terapkan di klub asuhannya. Ia pun sempat beberapa kali menangani klub Indonesia, seperti PSIS Semarang, Persikabo Bogor, PSS Sleman, Persmin Minahasa, Persiraja Banda Aceh, hingga Persiba Balikpapan.
Memasuki 2017, ia diminta menangani menjadi pelatih Persela Lamongan untuk berlaga di kompetisi Liga 1. Keberadaannya diharapkan memberikan yang terbaik bagi Persela. Meski belum menunjukkan hasil yang menggembirakan,ia tetap mempunyai peluang membawa klub binaannya menjadi juara sama seperti ia sebagai pemain.
Namun, kenyataanya Herry gagal membawa Persela ke papan tengah klasemen, Dihajar 5 kekalahan beruntun, Persela Lamongan tak karuan. Skuat teronggok di urutan 15 klasemen Liga 1 2017, Herry pun memilih mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawabnya.
(AA/DN)
KARIER PEMAIN
Persib Bandung, 1976 - 1979
Pardedetex Medan, 1979 - 1983
Yanita Utama Bogor, 1983 - 1984
Krama Yudha Tiga berlian, 1985 - 1991
Assyabaab Salim Grup, 1991 - 1993
Mastrans Bandung Raya, 1993 - 1996
Timnas Indonesia, 1979 - 1993
KARIER PELATIH
Persija Jakarta, 1996
PSIS Semarang, 2004
Persikabo Bogor, 2004
PSS Sleman, 2005 - 2006
Persmin Minahasa, 2007
Persiraja Banda Aceh, 2008
Persikab Bandung, 2009
Persiraja Banda Aceh, 2010
Persiba Balikpapan, 2013
PSS Sleman, 2014
Persela Lamongan, 2017
Berita Terkait
Menjabat Kapten Timnas Indonesia Berkat Benny Dollo
Liga Indonesia
2 Februari 2023
Persela Lamongan Pecat Fakhri Husaini
Liga Indonesia
29 September 2022
Resmi, Fakhri Husaini Pelatih Persela Lamongan
Liga Indonesia
18 April 2022
Bhayangkara FC Bantai 10 Pemain Persela
Liga Indonesia
20 Maret 2022
Drama 4 Gol PSM Vs Persela di Liga 1 2021/2022
Liga Indonesia
14 Maret 2022