Nilmaizar lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 2 Januari 1970. Masa kecilnya dihabiskan di kota kelahirannya. Sejak kecil ia sudah menunjukkan keseriusannya bermain bola. Pada usia 10 tahun, ia bergabung dengan klub di kampung halamannya, Persepak Payakumbuh. Kemudian ia ikut pendidikan dan pelatihan (Diklat) di Padang.
Seiring Nilmaizar Lulus SMP Payakumbuh dan melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 39 Jakarta, ia pun meneruskan ikut pendidikan dan pelatihan di Ragunan, Jakarta.
Berkat kemampuannya, memasuki usia 19 tahun, ia terpilih menjadi pemain timnas Indonesia Garuda II periode 1989-1991. Sementara pada tahun 1990, Nil bergabung dengan salah satu klub besar Republik Ceko, Sprata Prague. Meski di sana hanya berstatus magang, Nil bersama temannya Agus Yuwono tampil di kompetisi kasta kedua selama enam bulan lamanya yang ditangani pelatih ternama saat itu, Josef Masopust.
Pulang ke Indonesia, Nil kembali bermain dengan Semen Padang. Ia berhasil membawa tim Kabau Sirah menjadi juara Piala Galatama pada 21 Juli 1992, yang pada waktu itu mengalahkan Arema Malang. Ia memperkuat Semen Padang lima tahun lamanya, sebelum bergabung dengan PSP Padang dan pensiun pada tahun 1999.
Gantung sepatu pada usia 29 tahun sekaligus menjadi babak baru hidupnya. Ia memuali kariernya sebagai pelatih. Ia langsung melatih Semen Padang U 21 dari tahun 2000-2003. Setelah itu, ia naik kelas menjadi asisten pelatih pemain senior.
Pada tahun 2009, Nil ditunjuk untuk jadi asisten pelatih Semen Padang mendampingi Arcan Iurie. Ia berhasil membawa Semen Padang ke Liga Super Indonesia 2010-11. Tak lama berselang Nil menjadi pelatih kepala Semen Padang setelah manajemen tidak memperpanjang kontrak Arcan Iurie.
Pada April 2012, PSSI memilih Nil untuk menjadi pelatih kepala timnas sepak bola Indonesia setelah memecat Alfred Riedl di tengah konfik dualisme PSSI. Sayang, tangan dingin Nil saat itu gagal membawa Indonesia menjadi juara di Piala AFF 2012.
Nil menangani timnas Indonesia tidak berselang lama. Setelah kegagalan di ajang AFF, ia resmi dipecat. Dan Nil pasrah menerima keputusan tersebut dari PSSI yang saat itu masih adanya konflik PSSI.
Setelah dipecat PSSI, Nil mencoba untuk berkarier di dunia politik. Ia maju sebagai calon legislatif DPR pada pemilu 2014 dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk Dapil Sumatera Barat.
Nasib baik belum berpihak padanya. Pada Pemilu tersebut, Nilmaizar gagal lolos ke Senayan. Gagal sebagai politikus Senayan, Nil justru langsung mendapat tawaran menjadi pelatih klub Putra Samarinda (Pusam).
Di tangannya, ia berhasil mempertahankan posisi Pusam di kompetisi Indonesia Super League yang pada awal liga teseok-seok. Kehadiran Nilmaiizar, Pusam lolos dari degradasi. Berkat hasilnya tersebut, ia pun dikontrak kembali Novemver 2014-november 2015.
Sayang, di tengah jalan, kontraknya diputus, seiring bergantian nama dan base camp Putra Samarindra menjadi Bali United di Bali dengan pelath baru Indra Sjafrie.
Melihat kondisi ini, Nilmaizar tak ambil pusing. Pada tahun 2015, ia justru dihubungi oleh pengurus Semen Padang FC dan diminta menjadi pelatihnya. Kesempatan ini tak disia-siakannya. Ia merasa kembali lagi ke klub yang telah membesarkannya. Di bawah kepelatihannya, Semen Padang FC berhasil masuk semifinalis Piala Presiden 2017.
KARIER
Pemain
Persepak Payukumbuh (1980-1986)
Diklat Padang (1986-1987)
Diklat Ragunan (1987-1988)
Sparta Prague (1990)
Semen Padang (1992-1997)
PSP Padang (1997-1999)
Indonesia U-23 (1991)
Indonesia II (1987-1991)
Indonesia (1990)
Pelatih
Semen Padang U-21 (2000-2003)
Asisten Pelatih Semen Padang (2004 - 2005)
Asisten Pelatih Semen Padang (2009 - 2010)
Semen Padang (2010-2012)
Indonesia (2012-2013)
Putra Samarinda (2014)
Semen Padang (2014-Sekarang)
Berita Terkait