Pria kelahiran Yogyakarta, 20 Desember 1963 sejatinya memiliki darah Minang dari kedua orang tuanya, Djamrul Djamal dan Sudarni Sayuti. Saat masih kecil, Irwan sempat tinggal di Semarang, kemudian berpindah ke Cirebon dan menempuh pendidikan dasar di SDN 4 Kebon Baru, Cirebon, Jawa Barat.
Setelah lulus Sekolah Dasar, pria berkulit coklat ini pun ikut orang tuanya hijrah ke Padang, Sumatera Barat. Irwan Prayitno melanjutkan pendidikannya di SMP 1 Padang dan SMA 3 Padang. Ia aktif dalam kepengurusan OSIS. Lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan strata 1 ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) meski pada awalnya ingin berkuliah di Institut Teknoogi Bandung (ITB), namun terhalang masalah penghlihatan.
Selama kuliah, tak hanya aktif di organisasi kampus, ia pun aktif berdakwah, mengajar beberapa SMA swasta, dan menjadi konselor di bimbingan belajar Nurul Fikri.
Selain itu, ia juga bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada 1984, ia dipercaya sebagai Ketua HMI Komisariat Fakultas Psikologi UI. Namun, karena intervensi pemerintah Orba dan mengharuskan setiap ormas berlandaskan Pancasila, HMI pun mengganti asasnya dengan asas Pancasila pada tahun 1986. Kondisi tersebut membuat Irwan keluar.
Pada tahun 1985, Irwan menikah dengan Nevi Zuairina. Bersama sang istri, ia melanjutkan dakwah dan kegiatan kemanusiaan.Karena IPK kecil 2.02, pria yang pernah menjadi Konselor sekolah SMA P.B. Sudirman, Jakarta ini pun memutuskan tinggal di Padang. Hasil IPK yang kurang maksimal itu dikarenakan ia harus membagi waktu antara kuliah, mencari nafkah, dan berorganisasi.
Di Padang, ia merintis kursus bimbingan belajar Adzkia di Lolong pada 1987 bersama rekan-rekannya. Setelah pindah ke PGAI, Irwan pun mendirikan Yayasan Pendidikan Adzkia yang perlahan menaungi pendidikan TK hingga perguruan tinggi.
Untuk menopang karier dan pendidikannya, pada tahun 1995, ia melanjutkan pendidikan tingkat magister di Universitas Putra Malaysia dan berhasil diselesaikan dalam waktu 3 semester. Tidak puas sampai di sana, Irwan pun melanjutkan S3 di Universitas yang sama dan tamat tahun 2000.
Selama di Selangor, Malaysia, ia tetap aktif berdakwah bahkan kegiatannya sempat sampai ke London, Inggris. Di sisi lain, Irwan juga harus bekerja keras menghidupi keluarga yang juga ikut tinggal di Negeri Jiran.
Di tengah gencar-gencarnya aktif di dunia pendidikan dan dakwah, Irwan ternjun ke dunia politik saat dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota legislatif Kabupaten Tanah Datar. Tepat saat pemilihan umum legislatif, ia sukses menyelesaikan S3 dengan IPK cum laude 3.97.
Setelah terpilih sebagai anggota legislatif, pria yang memiliki jiwa pengajar ini harus membagi waktu antara kariernya di politik dan akademisi. Sejak tahun 2003, ia telah menjadi dosen untuk program pasca sarjana di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Pada 1 September 2008, Irwan Prayitno dikukuhkan sebagai Guru Besar UMJ.
Di sisi lain, karier politik Irwan pun berjalan mulus. Setelah menjadi anggota DPR RI periode 1994-2004, ia kembali terpilih lagi untuk periode 2009-2014. Namun, baru setahun berjalan, Irwan dicalonkan dan terpilih sebagai Gubernur Sumatera Barat dan wakilnya Muslim Kasim untuk periode 2010-2015.
Pada Pilgub berikutnya, pria yang dipercaya Suku Tanjung sebagai penghulu Nagari Pauah IX dengan menyematkan gelar Datuk Rajo Bandaro Basa kali ini bersama pasangannya Nasrul Abit berhasil memperoleh 1.175.858 suara atau 58,62 persen. Ia pun kembali terpilih sebagai Gubernur Sumatera Barat untuk periode 2016-2021. (*)
KELUARGA
Orang Tua :Djamrul Djamal dan Sudarni Sayuti
Istri : Nevi Zuairina
Anak : Jundy Fadhillah
Waviyatul Ahdi
Dhiya?u Syahidah
Anwar Jundi
Atika
Ibrahim
Shohwatul Ishlah
Farhana
Laili Tanzila
Taqiya Mafaza
PENDIDIKAN
Sekolah Dasar Negeri 4, Kebon Baru, Cirebon (1970-1976)
Sekolah Menengah Pertama 1, Padang (1976-1979)
Sekolah Menengah Pertama 1, Padang (1979-1982)
S-1 Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi, Jakarta (1982-1988)
S-2 Universiti Putra Malaysia, MSc Pendidikan Bidang Human Resource Development (1995-1996)
S-3 Universiti Putra Malaysia, PhD Pendidikan Bidang Training Management (1996-2000)
KARIER
Guru SMA Swasta, Jakarta (SMA P.B. Sudirman dan SMA Fathiyyah) (1982-1988)
Konselor pendidikan, Lembaga Nurul Fikri, Jakarta (1982-1985)
Asisten peneliti, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta (1984-1988)
Konselor sekolah SMA P.B. Sudirman, Jakarta (1985-1988)
Asisten konsultan psikologi (Human Resources) Maeutika Jakarta (1986-1988)
Psikolog di Lembaga Konsultansi Psikologi Dasa Mitra Mandiri, Padang (1988-1994)
Konsultan Human Resources di beberapa perusahaan (part timer) (1988-1995)
Konsultan dan Psikolog di LPK Konsultansi ADZKIA (full timer) (1988-1997)
Direktur LPK Konsultansi ADZKIA, Padang (1988-1995)
Trainer di Yayasan Pendidikan Islam Cendekia dan Yayasan AI-Madani, Padang (1990-1995)
Dosen Psikologi Industri, AKABAH Bukit Tinggi (1991-1994)
Dosen Luar Biasa (Kuliah Psikologi Industri) FMIPA, Universitas Andalas, Padang (1991-1995)
Sekretaris Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia, Cabang Sumatra Barat (1992-1994)
Dosen Psikologi Anak, PGTK-PGTQ ADZKIA, Padang (1994-1995)
Dosen Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta (MM UMJ) (2003-Sekarang)
Anggota DPR-RI Periode 1999?2004 dan 2009-2014
Guru Besar Bidang HRD Universitas Muhammadiyah Jakarta (2008)
Gubernur Sumatera Barat 2016-2021
KARYA TULIS
Inspirasi Untuk Negeri (2013)
Pemikiran Menuju Masyarakat Madani (2005)
Anakku Penyejuk Hatiku (2004)
Pemuda Islam Generasi Penerus (2003)
Wanita Islam Perubah Bangsa (2003)
Kepribadian Muslim (2003)
Mengkritisi Kebijakan Pemerintah (2003)
Berita Terkait