Mohammad Saleh terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menggantikan Irman Gusman karena tersandung kasus korupsi yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada September 2016.
Saleh mengawali kariernya betul-betul dari nol. Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu pada tahun 1990, ia nekat hijrah ke ibukota dengan membawa barang seadanya. Saat itu usianya 24 tahun. Berbagai pekerjaan serabutan ia jalani, mulai dari pedagang asongan di daerah Senayan, Jakarta Selatan hingga menjajal profesi sales door to door.
Kehidupan Jakarta yang keras tidak merontokan semangatnya untuk bertahan. Di tambah lagi pada saat itu, profesi sales memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Produk yang dijualnya meliputi produk elektronik.
Tak hanya pedagang asongan dan sales door to door, pria yang menempuh pendidikan dasar hingga menengah di tanah kelahirannya ini juga mencicipi jadi kuli bangunan. Terlihat pedih menjalani kerasnya kehidupan di ibukota.
Saleh tak menyerah. Sindiran temannya akan keberhasilan kakak temannya yang sudah berhasil menjadi General Manajer di IBM, memompa semangat Saleh. Ia pun mulai mempelajari dunia komputer di Harco, salah satu pusat elektronik terbesar Jakarta.
Mohammad Saleh sempat melamar ke salah satu perusahaan software house, namun gagal karena materi yang diujikan banyak mengacu pada akuntansi sedangkan Saleh tidak mahir. Ia pun ikut pelatihan akuntansi selama setengah tahun. Setelah itu kembali melamar ke perusahaan yang sama dan lulus.
Pada tahun 1995, Saleh pun pindah ke perusahaan yang khusus menjual barang-barang elektronik. Selama 8 tahun, ia mendapatkan berbagai pengalaman. Saleh memulai dari tukang reparasi komputer sampai National Assist Manager.
Setelah keluar dari perusahaan tersebut, Saleh memulai bisnisnya sendiri. Pria kelahiran Curup, 10 Juli 1966 ini bahkan pernah berhutang sebesar Rp200 M. Namun, kenekatannya tersebut berbuah manis dengan peningkatan perusahaan yang menjanjikan.
Prinsip bisnis Saleh, ia mendirikan PT dengan nama berbeda di tiap cabang kota dengan seorang pemimpin yang juga mendapatkan saham. Sehingga Saleh tidak terlalu sibuk.
Kala butuh tantangan baru, pria yang juga aktif di berbagai organisasi ini pun menjajal dunia politik. Ia pun ikut pencalonan anggota DPD Bengkulu periode 2014-2019 dan berhasil memenangkan suara sebesar 74.252 suara.
Selang dua tahun, selang beberapa waktu setelah Ketua DPD Irman Gusman tertangkap KPK. Mohammad Saleh menjadi salah satu kandidat dari 12 kandidat yang siap memperebutkan kursi Ketua DPD RI. Ia unggul 61 suara berdasarkan hasil voting sidang paripurna luar biasa DPD, Senayan, Jakarta.
Saleh mengungguli calon ketua DPD lainnya yaitu Ratu Hemas mendapatkan 31 suara dan Farouk Muhammad 23 suara. Lalu, suara tidak sah hanya 1 suara. Total pemilih dalam siding paripurna luar biasa tersebut sebesar 116 suara. Saleh pun dilantik menjadi Ketua DPD RI 2016-2019. (AC/DN)
PENDIDIKAN
SDN 16 Kota Curup
SMPN 1 Kota Curup
SMAN 1 Kota Curup
S1, Sarjana Ekonomi, Universitas Bengkulu
KARIER
Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bengkulu
Ketua BEM Universitas Bengkulu
Pendiri Yayasan Ta'awun Kemanusiaan Riwayat Pekerjaan (1990 - 1992)
Pekerja informal (1992 – 1994)
Analis Sistem PT Profesitama Pakar Solusindo di Jakarta (1995 – 2002)
Nasional Sales Manager PT Columbindo Perdana di Jakarta (2004 – 2012)
Chairman Perusahaan Solite Group (2004 – 2012)
Direktur Utama Perusahaan Prioritas Group (2014 – 2019)
Anggota DPD Bengkulu (2014 – 2016)
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Ittihad, Bogor
Ketua Ikatan Alumni BEM Universitas Bengkulu (2016-2021)
ketua Badan Kerjasama Parlemen (BKSP)
Ketua DPD RI (2016 – Sekarang)