Pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 2 Maret 1961 ini adalah anak dari H.Said Suhadi dan Hj. Siti Badriya. Bapaknya seorang pedagang dan ibunya ibu rumah tangga yang aktif di organisasi keagamaan.
Arief berasal dari keluarga sederhana dan banyak belajar tentang filosofi hidup dari ibunya. Tekun dan sederhana itulah pesan yang selalu diingat oleh Arief dari ibunya. Pesan ibunya telah dia kerjakan saat menempuh sekolah hingga dunia kerja.
Berkat ketekunannya belajar di sekolah menengah, pada usia 18 tahun, ia berhasil masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil menggondol gelar insinyur dari jurusan Teknik Elektro ITB dengan hasil sangat memuaskan.
Tak sulit bagi Arief untuk masuk Telkom, perusahaan besar pelat merah di bidang telekomunikasi. Lulus seleksi dan dia menjadi karyawan Telkom. Arief memulai kariernya di Telkom pada tahun 1986, dalam usia 25 tahun.
Dengan modal keahlian dan ketekunannya, ia menjadi salah satu karyawan terbaik yang boleh mengikuti program beasiswa Master Telematika di Surrey University, Inggris.
Karier profesionalnya di Telkom terus berkembang. Berbagai jabatan di Telkom diraihnya. Mulai dari kepala kantor daerah telekomunikasi (kandatel), kepala Divisi regional (Kadivre), Direktur Enterprise dan Wholesale Telkom Indonesia, hingga menjadi nomor satu dengan jabatan Direktur Utama PT Telkom 2012-2017.
Banyak prestasi dan penghargaan yang diraih oleh Arief. Dia bisa memberikan warna baru pada Telkom dengan keberhasilanya pada pelayanan dan pemasaran. Alhasil, dia diganjar Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penerima Satyalencana Pembangunan atas keberhasilan dalam Peningkatan Pelayanan Prima di Kalimantan dan Jawa Timur.
Arief juga masuk dalam daftar ”25 Business Future Leader”, Economic Challenge Award 2012 kategori Industri Telekomunikasi, dan sebagai The CEO BUMN Inovatif Terbaik 2012.
Selama 28 tahun berkarier di Telkom dengan nilai tekun dan profesioanal mengantarkanya ke posisi yang lebih tinggi lagi.
Presiden terpilih Joko Widodo memintanya menjadi Menteri Pariwisata dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Meski bukan bidangnya, dia tetap dianggap mampu mengelola dunia pariwisata karena dia salah satu menteri yang berasal dari profesional.
PENDIDIKAN
SMA di Banyuwangi 1976
Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung 1979
Elematics (Software & Telecommunications) di Universitas Surrey, Inggris
Program doktoral Universitas Padjadjaran
KARIER
Karyawan Telkom Indonesia, 1986
Senior Manager Niaga Divisi Regional II,1999 – 2001
General Manager Kandatel Jakarta Barat, 2002 – 2003
Kepala Divisi Regional VI Kalimantan, 2003 – 2004
Kepala Divisi Regional V Jawa Timur, 2004 – 2005
Direktur Enterprise dan Wholesale Telkom Indonesia, 2005
Direktur Utama PT Telkom Indonesia, 2012-2014.
Menteri Pariwisata, 2014-2019
PENGHARGAAN
The Best Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi), Pemasaran telepon terbaik Telkom Jakarta
Kepala Divisi Regional (Kadivre) Terbaik The Best Sponsor
Telkom Kalimantan. Kadivre Terbaik, Penghargaan Management War Room terbaik 2003.
The Best Jalur Komando Award, Panglima Daerah VI Kalimantan. Divre Terbaik, Rocky of The Year 2003, Untuk Management Flexi, DIVRE VI Kalimantan.
Berita Terkait
Menpar: Sirkuit Mandalika Akan Jadi Sirkuit Moto GP Pertama di RI
Travel
27 Februari 2019
Menteri Yahya Ungkap Ultimatum Jokowi ke Pertamina soal Avtur
Bisnis
13 Februari 2019
Turis Tertahan di Karimunjawa, Menpar 'Tegur' Lion Air
Nasional
4 Januari 2019
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Ini Belum Capai Target
Travel
27 September 2018
Danau Toba Masuk Prioritas Pertama Kawasan Wisata Strategis
Travel
21 September 2018
Menpar Gencar Kembangkan Wirausaha di Danau Toba
Travel
20 September 2018