Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954. Ramli menikah dua kali. Pernikahan pertama dengan Herawati Moelyono dan meninggal karena penyakit kanker. Pernikahan kedua dengan Marijani juga meninggal dengan penyakit yang sama.
Dalam urusan pendidikan, Rizal Ramli terbilang beruntung. Ia bisa menyelesaikan pendidikan S1-nya di jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia termasuk orang yang aktif dan kritis kala itu. Ia pernah dipenjara oleh rezim Presdien Soeharto di masa Orde Baru.
Menurut Ramli, banyak kebijakan pemerintah yang dianggapnya telah melenceng dari cita-cita berbangsa dan bernegara.Di tengah sibuknya sebagai aktivis, dia juga menyelesaikan pendidikan S3-nya di bidang ekonomi di Boston University, Amerika Serikat, pada usia 36 tahun.
Setelah mendapatkan gelar doktor di Amerika Serikat, Ramli pulang ke Indonesia dan mendirikan ECONIT Advisory Group bersama rekan-rekan ekonom lainnya, seperti Laksamana Sukardi. Lembaga ini tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang berkuasa. Selain itu, Ramli juga berprofesi sebagai dosen Program Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Namanya makin bersinar saat runtuhnya rezim Orde Baru dan munculnya Era Reformasi pada tahun 1998. Ramli menduduki berbagai jabatan strategis di pemerintahan. Pada era Presiden Abdurrahman Wahid, ia mendapatkan tugas berat. Rizal Ramli diangkat menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog), Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan.
Saat dia menjadi Kabulog terbilang berhasil. Ia juga berhasil membawa keuntungan bagi Bulog meski ia hanya memimpin selama 15 bulan. Begitu juga
tatkala menjadi Menko Perekonomian dianggap berhasil. Dia mendorong penghapusan cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom dan PT Indosat. Terobosan ini dinilai memberikan keuntungan bagi negara.
Sayang, masa tugasnya di pemerintahan tidak lama seiring dengan runtuhnya kekuasan Presiden Abdurahman Wahid antara periode 1999-2001.
Setelah tidak lagi di pemerintahan, Rizal Ramli terus menyuarakan kegelisahan hatinya terhadap kebijakan pemerintah. Ia sering turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang tersumbat, mulai urusan buruh, jaminan sosial, hingga urusan negara.
Menurutnya, Indonesia hingga kini tidak ada bedanya dengan masa lalu, masih saja neolib dalam mengeluarkan kebijakan yang selalu menguntungkan kapitalis, sekaligus menginjak nasib rakyat dan buruh.
Di tengah kesibukkannya, dia juga diberi jabatan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Komisaris PT Semen Gresik Tbk pada tahun 2006 hingga 2008. Pada era Presiden Jokowi dia juga diberi amanah sebagai Presiden Komisaris Bank BNI.
Tak lama setelah itu, pertengahan tahun 2015, Presiden Joko Widodo mengangkat Rizal Ramli untuk menjadi menteri koordinator maritim. Ini ketiga kalinya dia menjadi menteri dengan jabatan yang berbeda. Meski sudah menjadi menteri, ia tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pas dengan dirinya.
Saking keras kritiknya terhadap pemerintah, di antaranya menentang rencana pembangunan reklamasi di Jakarta, ia pun terkena gelombang reshuffle kabinet Jokowi. Posisi Rizal Ramli diganti oleh Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Maritim 2016-2019.
KELUARGA
Istri : 1. Herawati Moelyono
2. Marijani (Liu Siaw Fung)
Anak : 1. Dhitta Puti Saraswati
2. Dipo Satrio Ramli
3. Daisy Ramli
PENDIDIKAN
S1, Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung.
S3, Doctoral Economy, Boston University, AS
KARIER
Pendiri ECONIT Advisory Group
Dosen Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog), 2000
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, 23 Agustus 2000 – 12 Juni 2001
Menteri Keuangan Republik Indonesia, 12 Juni 2001 – 9 Agustus 2001
Presiden Komisaris PT Semen Gresik Tbk, 2006-2008
Komisaris Utama BNI, 2015
Menteri Koordinator Maritim 2015-2016
Berita Terkait
Prabowo Melayat ke Rumah Duka Almarhum Rizal Ramli
Video
3 Januari 2024
Dimakamkan Besok, Ini Penyakit yang Dialami Rizal Ramli
Video
3 Januari 2024