Karier politiknya lebih melambung ketimbang sebagai dosen. Ia bergabung dengan Partai Golkar dan pindah ke Hanura. Puncaknya, Yuddy Chrisandi diangkat menjadi menteri.

Pria kelahiran di Bandung, 29 Mei 1968 ini adalah anak pertama dari pasangan Yees Chrisman Tisnaamidjaya dan Tintin Yuniartien. Meski lahir di Bandung, ia menghabiskan masa kecilnya hingga usai SMA di Kota Cirebon, Jawa Barat.

Namun, pada usia 18 tahun dia hijrah ke Bandung untuk melanjutkan kuliah di Falkultas Ekonomi Universitas Padjajaran (UNPAD). Sementara pendidikan master dan doktor politiknya diselesaikan di Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Ia berhasil menggondol gelar doktor politik pada usia 36 tahun dengan disertasi Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer.

Bakat Yuddy dalam akademesi dan intelektual sudah terlihat sejak mahasiswa. Yuddy aktif mengajar dan memberikan ceramah di berbagai kegiatan pelatihan kepemimpinan organisasi kemahasiswaan atau pemuda. Bahkan setelah meraih master, ia menjadi pembicara di berbagai forum seminar atau diskusi, serta kegiatan akademis lainnya dan menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi.

Karier politiknya dimulai saat dia bergabung ke Partai Golkar. Namanya makin bersinar pada usia 36 tahun saat ia menjadi anggota DPR DPR RI di Komisi I Periode 2004-2009. Di penghujung 2009, dia juga mengajukan diri sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Golkar. Setelah tidak bersambut, karier politiknya berpindah ke partai Hanura. Dia menjabat Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (BAPPILU) DPP Partai HANURA periode 2010-2015.

Pada pemilihan umum legislatif 2014, ia gagal mendapatkan suara yang cukup untuk lolos ke Senayan. Namun, nasib membaik menghampirinya pasca Pilpres 2014. Hanura sebagai salah satu partai pendukung capres Jokowi mendapat jatah kursi menteri. Presiden terpilih Joko Widodo meminta Yuddy sebagai  Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia untuk periode 2014-2019.

Namun, baru berjalan hampir 2 tahun, karier Yuddy sebagai sebagai menteri terhenti. Perkembangan politik elit mengharuskan Presiden Jokowi menggantikannya dengan Asman Abnur dari Partai Amanat Nasional (PAN).


KELUARGA      
Istri                : Velly Elvira,SH
Anak              : Ayesha Fatma Nandira

PENDIDIKAN
SDN Panitran III Cirebon 1980
SMPN I Cirebon 1983
SMA Negeri 1 Cirebon 1986
S1 FE Univ.Padjajaran 1991
S2 Ilmu Ekonomi Univ.Indonesia 1997
S3 Ilmu Politik Univ. Indonesia, 2004

KARIER
Dosen FE-Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, 1997-2001
Direktur Utama PT Khatulistiwa Utama Abadi, 1998-2000
Direktur Utama PT Prakarsa Ciptabhakti Utama, 1998-2000
Pengurus DPP Partai Golkar, Dept.Pemuda, 1998-2001
Tim Sukses Capres Partai Golkar, Bidang Operasi, 2004
Ketua Ormas DPP MKGR, 2005-2010
Ketua PMN-KAHMI, Bid.Luar Negeri 2007-2010
Anggota DPR RI Komisi I, Periode 2004-2009
Staf Khusus Wakil Presiden-RI Bidang Politik/Keamanan, 2001-2002
Panitia Konvensi Nasional Capres Partai Golkar, 2004.
Majelis Pakar, Pimpinan Majelis Nasional KAHMI, 2003-2007
Ketua Bidang Litbang Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), 2002- 2005/2005-2010
Pengurus DPP Partai Golkar, Dept Hukum dan Perundangan, 2001-2004
Ketua Dewan Penasehat Gentra-Sunda 2011-2016
Ketua Ormas DPP MKGR, 2005-2010
Ketua PMN-KAHMI, Bid.Luar Negeri 2007-2010
Komisaris Utama PT Time Line Visual,2011-
Komisaris PT Anugerah Bumi Cirebon, 2011-
Founder The FIRST (Future of Indonesia Research Studies), konsultan bisnis & Politik, 2010
Ketua Bidang Pemengan Pemilu/BAPPILU DPP Partai HANURA 2010-2015
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi  Birokrasi 2014-2016