Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1956 ini menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Kala itu, waktu usianya menginjak 10 tahun, Budi Karya sempat membantu usaha orang tuanya berjualan sabun, lilin, makanan kering, dan selai pisang. Barang jualan tersebut didatangkan dari luar daerah. Budi kecil menjual barang dagangan tersebut dengan dua metode yaitu menitipkan di warung dan menjajakan sendiri ke calon pembeli.
Ayah Budi Karya, seorang pejuang di Sumatera Selatan bernama Abdul Somad Sumadi saat itu bekerja di Kanwil Deppen Sumsel (1962) setelah sebelumnya pernah bekerja sebagai guru dan utusan pemerintahan Bung Karno.
Sedangkan sang ibu, Kusmiati bekerja sebagai guru TK yang kemudian menjadi anggota DPRD Sumsel tahun 1956-1959. Sang ibu juga pernah menjadi pimpinan Redaksi Obor Rakyat yang terbit tahun 1962.
Budi Karya mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Bukit Kecil. Lalu, melanjutkan ke SMPN 1 Talang Semut Lama dan SMA Xaverius I. Setelah itu, Ia pun hijrah ke tanah Jawa tepatnya, Yogyakarta untuk kuliah Arsitektur di Universitas Gadjah Mada.
Mengawali karier sebagai arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT. Pembangunan Jaya, prestasi Budi Karya terbilang gemilang. Bahkan, ketika ia sukses menyabet kursi Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT. Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Budi Karya banyak terlibat di berbagai proyek ibukota.
Salah satu proyek yang pernah dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo di bawah kepemimpinan Budi Karya yaitu revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Atas kesuksesannya, Budi Karya juga dipercaya untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara di Indonesia termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Budi Karya dan Presiden Joko Widodo sudah saling mengenal bahkan, sejak Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagai gubernur Pemprov DKI Jakarta.
Pada Reshuffle Kabinet Jilid II yang disampaikan di Istana pada tanggal 27 Juli 2016, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Igniatus Jonan. Sebelumnya, Budi Karya sering bersebrangan dengan pemikiran dan keputusan Igniatus Jonan.
Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Igniatus Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno-Hatta akibat kesalahan ground-handling yang dilakukan maskapai Lion Air 10 Mei silam. Selain itu, Budi Karya juga sempat kembali berbeda pandangan dengan Igniatus Jonan masalah aktivasi Bandara Ultimate Soekarno-Hatta. Menurut Jonan, Infrastruktur belum siap dan belum adanya menara pengawas.
Saat dilantik sebagai Menteri Perhubungan, Budi Karya mengaku dititipi dua pesan oleh presiden yaitu dirinya diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas baik untuk jalur darat, laut, maupun udara. Lalu pesan kedua, dirinya diharapkan mampu memberdayakan stakeholder dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
KELUARGA
Orangtua : Abdul Somad dan Kusmiati
PENDIDIKAN
SD Muhamadyah (1969)
SMP Negeri I Talang Semut Lama (1972)
SMA Xaverius I (1975)
Uiversitas Gadjah Mada Jurusan Arsitektur (1981)
KARIER
Ass. Perencana Design Center FT UGM (1979)
Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM (1979-1980)
Staf Dept. Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property - -- Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991)
Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991)
General Manager PT. Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992)
Wakil Direktur PT. Jaya Land (1992-1994)
Direktur Keuangan PT. Jaya Land (1994-2001)
Direktur Keuangan PT. Jaya Real Property Tbk. (1994-2001)
Direktur Pengembangan PT. Jaya Garden Polis (1994-2001)
Presiden Direktur PT. Wisma Jaya Artek (1996-2001)
Direktur Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2001-2004)
Direktur Keuangan PT. TIJA (2001-2004)
Komisaris PT. Philindo (2001-2013)
Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2004-2013)
Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (2004-2013)
Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016)
Menteri Perhubungan Indonesia (2016-Sekarang)
Berita Terkait
Menguak Fenomena Bandara Kosong di Indonesia
Bisnis
2 Oktober 2024
DPR Sepakat Tambah Anggaran Kemenhub Rp 6,69 Triliun di 2025
Bisnis
11 September 2024
IKN Airport Set for Completion by End of 2024, Minister Says
English
10 September 2024
Menhub Ajukan Tambahan Anggaran 2025 Rp 7,68 Triliun
Bisnis
10 September 2024
Menhub Budi Karya Curhat soal Kendaraan Umum Listrik
Otomotif
29 Agustus 2024
Menhub Dorong Angkutan Perkotaan Gunakan Kendaraan Listrik
Mobil
27 Agustus 2024