"Kita sedih, melihat orang ditangkap pakai sarung (pimpinan KPK-Red). Kalau saya masih aktif, saya usulkan pecat saja dia (kabareskrim-red). Enggak peduli bintang tiga bintang dua," jelas Oegroseno di DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 23 Agustus 2015 menanggapi aksi penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh polisi atas perintah Kabariskrim.
Itulah salah satu sikap tegas Komjen Pol (Purn) Drs. Oegroseno, S.H yang sering dipanggil akrab dengan panggilan Oegro. Ia lahir di Pati, Jawa Tengah,17 Febuari 1956. Putra dari Brigjen Pol (Purn) Rustam Santiko (alm) ini merupakan suami dari Suryahatmi Ningsih dan memiliki dua orang anak dari pernikahannya.
Bapaknya adalah Bupati Pati tahun 1970-an dan saudara-saudaranya ada yang bekerja di TNI Angkatan Darat, Lurah di Blora, dan ibu rumah tangga. Sosok Oegro dikenal tegas, hal tersebut didapat dari sang ayah, yang juga sempat menjadi wakil gubernur Akademi Kepolisian RI.
Oegro menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Pati, Jawa Tengah. Lalu ia melanjutkan pendidikan Akademi Kepolisian angkatan 1978 dan lulus saat usianya masih terbilang muda 22 tahun.
Dalam kariernya, Oegroseno pernah menjabat sebagai Ka Jaga Sat Sabhara Kodak VII Metro Jaya, lalu Perwira Ren Sesdit Polda Metro Jaya, Perwira Serse Narkotik Ditserse Polda Metro Jaya, dan pada tahun 1996 ia menjabat sebagai Kasat Serse Polwiltabes Surabaya Polda Jawa Timur. Selain tegas, ia juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dimata bawahannya. Ia tidak segan-segan naik sepada ke kantornya.
Karier kepolisian Oegroseno semakin menanjak, ia dikenal dengan kemampuannya yang brilian dan tekun, pada tahun 2009-2010 ia ditunjuk langsung oleh Kapolri menjadi Kepala Divisi Propam Mabes Polri. Lalu menjadi Kapolda Sumatra Utara. Sejak itu Oegroseno semakin dikenal luas, karena ia mampu mengungkap berbagai kasus besar di wilayah otoritasnya sebagai pioner keamanan masyarakat.
Setelah berhasil menyelesaikan beberapa kasus besar, ia dipromosikan untuk naik jabatan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri sejak 1 Maret 2011 sampai 26 Desember 2012. Setelah itu, Oegroseno menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri, dan puncaknya dia ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) menggantikan Komjen Pol. Nanan Soekarna.
Setelah pensiun, tidak menghentikan langkah Oegro akan kepeduliannya ke korps yang membesarkan namanya. Dia sangat peduli dan kritis terhadap kinerja polisi. Tidak salah bila kemudian Presiden Joko Widodo, pada 2015, memasukkan nama Oegro menjadi anggota tim independen untuk mengatasi polemik antara Mabes Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KELUARGA
Istri : Suriat Ningsih
Anak : Dua orang
PENDIDIKAN
SMAN Pati (1974)
Akpol (1978)
KARIER
Ka Jaga Sat Sabhara Kodak VII Metro Jaya
Perwira Ren Sesdit Polda Metro Jaya
Perwira Serse Narkotik Ditserse Polda Metro Jaya
Kasat Serse Polwiltabes Surabaya Polda Jatim (1996)
Kapolres Surabaya Timur (1996)
Paban Madya Ops Deops Polri (1998)
Kadit Sabhara Polda Sultra (2000)
Dir Samapta Polda Sultra
Dir Pamobsus Polda Metro Jaya
Karo Ops Polda Metro Jaya
Wakapolda Babel (2004)
Kapolda Sulteng (2005)
Kapus Infolahta Div Telematika Polri
Kadiv Propam Polri (2009-2010)
Kapolda Sumut (2010-2011)
Kalemdiklat Polri (2011-2012)
Kabaharkam Polri (2012-2013)
Wakapolri (2013-2014)
Tim Independen Bentukan Presiden Joko Widodo (2015)
Berita Terkait