Pria kelahiran Magelang, 6 Juli 1962 ini adalah anak keempat dari keluarga M. Thoyib, seorang pensiunan militer dari detasemen perhubungan. Djarot menikah dengan Heppy Ferinda, dan dikaruniai tiga orang anak; Farida Prameswari, Karunia Dwi Hapsa Paramasari, dan Meisa Rizki.
Pemilik nama lengkap Djarot Saiful Hidayat ini biasa dipanggil Djarot. Nama panggilan Djarot sebetulnya bukan nama aslinya. Saat lahir ia diberi nama Saiful Hidayat. Nama Djarot sendiri, berawal dari panggilan seorang tukang tempe langganan sang ibu, dan kebetulan ketika kecil dirinya sering diasuh oleh penjual tempe langganan ibunya. Saat diasuh tukang tempe langganan ibunya, dia suka dipanggil Djarot kemudian nama itu melekat nama itu pada dirinya.
Sejak saat itu, orang tuanya menambahkan nama Djarot sehingga namanya sekarang menjadi Djarot Saiful Hidayat. Karena ada pengubahan nama tersebut, Djarot pun harus mengurus akta kelahiran ke kelurahan lantaran akta sebelumnya tercantum nama Saiful Hidayat. Djarot memberikan alasan kepada kelurahan karena ketika kecil dia sering sakit-sakitan, maka perlu ditambah nama Djarot.
Dalam hal pendidikan, Djarot terbilang beruntung. Dia sukses menamatkan pendidikan sarjananya di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur dan melanjutkan masternya Fakultas Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Djarot memulai kariernya sebagai dosen. Dia adalah dosen di Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Surabaya, Jawa Timur. Karier akademiknya mulai meroket dari dosen, dekan, hingga Pembantu Rektor Untag 1945.
Pada awal Reformasi, tahun 1998, Djarot mencoba karier barunya di dunia politik. Pada tahun 1999, dia bergabug dengan PDIP untuk maju sebagai calon anggota legislatif daerah dan dia terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Timur periode 1999-2004.
Baru setahun menjadi anggota legislatif, Djarot pilih haluan untuk berkarier ke dunia eksekutif. Pada tahun 2000, dia bertarung maju untuk menjadi Walikota Blitar. Dalam Pilkada tersebut, Djarot terpilih sebagai Walikota periode 2000-2005. Pada Pilkada berikutnnya, Djarot sukses kembali menjadi Walikota Blitar untuk kedua kalinya.
Setelah menjabat Walikota Blitar selama dua periode, Djarot kembali aktif di PDIP tingkat Provinsi Jawa Timur hingga kemudian mencalonkan diri sebagai caleg DPR pusat. Dia terpilih untuk periode 2014-2019. Lagi-lagi, belum lama menjalankan tugas dewan, dia diajukan PDIP Pusat untuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kosong.
Dia menggantikan posisi Ahok yang naik menjadi gubernur menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi presiden. Ia pun resmi mendampingi Ahok untuk periode 2014-2017. Jelang masa baktinya berakahir, Djarot kembali diminta PDIP berpasangan dengan Ahok untuk Pilgub DKI 2017. (AC/DN) (Photo: VIVA/RZ)
KELUARGA
Istri : Heppy Ferinda
Anak : Farida Prameswari
Karunia Dwi Hapsa Paramasari
Meisa Rizki
PENDIDIKAN
S1, Universitas Brawijaya, Malang Fakultas Ilmu Administrasi, 1986
S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Fakultas Ilmu Politik,1991
KARIER
Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Pembantu Rektor I Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 1997-1999
Pembantu Dekan FIA, UNTAG Surabaya, 1984-1991
Dekan FIA, UNTAG Surabaya, 1991-1997
Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, 1999-2000
Wali Kota Blitar, 2000-2010
Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan, 2005-2010
Ketua I Pappuda PDI Perjuangan, 1999
Deputi I BADIKLATDA Jawa Timur, 2001
Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan, 2010-2015
Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur, 2010-2014
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, 2014
Wakil Gubernur DKI Jakarta, 2014-2017
PENGHARGAAN
Penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah, 2008
Penghargaan Terbaik Citizen’s Charter Bidang Kesehatan, Anugerah Adipura, 2006, 2007, dan 2008
Otonomi Award dari Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP)
Penghargaan atas terobosan inovasi daerah se-Provinsi Jawa Timur di dalam pembangunan daerahnya, 2008
Penghargaan Upakarti, 2007
Peringkat Pertama dalam penerapan E-Government di Jawa Timur, 2010
Berita Terkait