Pria kelahiran Pandeglang, Banten, 11 September 1984 ini adalah anak dari pasangan Warso Supena dan Rafiah Akhyar. Masa sekolah Adi Hidayat penuh prestasi.
Ia memulai prestasi di TK Pertiwi Pandeglang. Begitu juga di pendidikan dasar. Ia sekolah di SDN Karaton 3 Pandeglang sampai kelas III dan pindah ke SDN III Pandeglang hingga lulus kelas VI.
Di kedua sekolah tersebut, Adi Hidayat selalu berprestasi sekaligus sebagai siswa teladan.
Selain itu, Adi Hidayat juga disekolahkan oleh orangtuanya ke sekolah agama di Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.
Di waktu pagi sekolah di SD, siangnya ia sekolah agama. Di sini pun, ia menjadi siswa berprestasi dan didapuk sebagai penceramah cilik setiap ada acara wisuda santri.
Memasuki pendidikan SMP, Adi Hidayat memilih masuk Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah di Garut, Jawa Barat pada tahun 1997.
Selama mondok hampir 6 tahun, Adi Hidayat kembali menunjukkan prestasinya dalam bidang agama, khususnya dalam tafsir Quran. Tak hanya itu, ia juga dinobatkan sebagai santri teladan.
Lulus dari pondok pesantren, ia mendapatkan jalur khusus untuk masuk fakultas khusus, yakni Fakultas Dirasah Islamiyah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Di sini, ia kembali dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik dalam program Ospek 2005.
Baru tua tahun berjalan di UIN Jakarta, ia mendapatkan tawaran kuliah di luar negeri. Adi Hidayat meninggalkan UIN dengan IPK 3,98 dan memilih belajar di Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya.
Di perguruan tinggi ini, ia memperdalam ilmu agama; mulai dari al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, hingga Lughah. Bahkan, secara khusus ia mengambil program bahasa, Lughah Arabiyyah wa Adabuha.
Tak hanya itu, Adi juga belajar langsung dengan ulama-ulama besar setempat sesuai keilmuannya masing-masing.
Selama menempuh pendidikan di Libya, Adi juga aktif di kegiatan masjid. Pada tahun 2009, ia diangkat menjadi ketua dewan khatib. Adi memiliki wewenang untuk menentukan para khatib dan pengisi ceramah di Masjid Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya.
Selain itu, Adi Hidayat juga aktif mengikuti acara dialog internasional dengan para pakar lintas agama dunia, mengisi berbagai seminar, dan acara tsaqafah Islâmiyyah atau kebudayaan Islam di channel at-tawâshul TV Libya. Adi sangat mahir tatkala menjelaskan sebuah hadits dengan menyebutkan kitabnya, letaknya, dan halamannya
Pada tahun 2011, ia pulang ke Tanah Air, dengan menggondol gelar akademik LC, dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Dua tahun kemudian, ia pindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.
Selama di Indonesia, ia juga meneruskan pendidikan S2-nya di UIN Bandung dan meraih gelar MA. Kini ia dikenal dengan sebutan Ustaz Adi Hidayat Lc, MA.
Pada November 2016, ia bersama dua sahabatnya Heru sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah. Program-program ceramahnya diunggah (upload) ke channel YouTube dan mendapatkan respon luar biasa dari banyak penonton.
Dari sanalah umat Islam mulai mengenalnya. Materi-materi ceramahnya pun menyebar ke platform media sosial lainya, seperti instgram dan facebook.
Setelah kondang di media sosial, kegiatan Adi Hiyat makin sibuk di masyarakat. Ia banyak menerima undangan untuk mengisi ceramah di berbagai forum dan tempat di penjuru Indonesia. (DN) (Photo/AkhyarTV)
Berita Terkait