Suguhan Berbeda Musik Sandhy Sandoro Bikin Penasaran
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Sandhy Sondoro akan merilis album ketujuh miliknya pada Maret mendatang, setelah melalui proses yang dianggap molor.
“Ya, memang saya sedang mempersiapkan perilisan album yang ketujuh. Mixing mastering udah selesai. Saya mulai recording kemarin 2017 bulan Maret. Enggak tahu kenapa selesainya baru September Oktober,” ungkap Sandhy saat ditemui di konser musik Tribute to Dolores O’Riordan pada Senin, 22 Januari 2018 malam.
Masih bermain dalam lagu bertemakan cinta, namun kali ini pelantun lagu Malam Biru tersebut menyuguhkan arti cinta dalam bungkusan berbeda.
“Cinta ya memang cinta. Cinta itu adalah kasih sayang. Kasih sayang yang di Masjid, di Gereja, di Pura, di Wihara, itu harus diomongin,” tuturnya.
Pergolakan politik di Tanah Air yang mengatasnamakan perbedaan membuat musisi ini prihatin. Itulah yang menginspirasi Sandhy untuk menghasilkan sebuah karya yang mendorong persatuan di Tanah Air.
“Enggak ada cinta enggak ada kehidupan. Ada beberapa banyak di album ini berlatar belakang karena di Indonesia ini banyak perseteruan, perbedaan pendapat, akhirnya jadi perpecahan, waktu saya SMA, SMP kayaknya enggak ada perpecahan,” ujar musisi yang terkenal di Jerman ini.
Salah satu anggota grup musik Trio Lestari tersebut berharap musiknya bisa menciptakan persatuan di Indonesia.
“Jadi saya penginnya kayak dulu. Saya pengin Indonesia bersatu kayak dulu, enggak ada yang adu domba, fitnah, yang pengin menguasai. Ya yang damai yang adil aja,” harapnya.
Selain mengenai masalah intoleransi, Sandhy juga membuat lagu di album terbarunya yang terinspirasi dari kemacetan ibu kota.
“Ada lagu mengenai kota Jakarta, di mana waktu saya kecil, Jakarta enggak semacet ini. Semakin lama, semakin berkembang kota itu semakin tambah penduduk, tambah mobil, tambah macet. Banyak hal yang harus dilakukan buat Jakarta ini, buat kemajuan Indonesia,” tuturnya.