Jamrud dan Skid Row Puaskan Penggemar di Rock In Borneo
- Antv/Asri
VIVA.co.id – Publik di Kutai Kartanegara mendapat kesempatan menyaksikan penampilan dua band yang sangat populer di tahun 1990-an, yaitu Jamrud dan Skid Row. Kedua band ini tampil satu panggung dalam gelaran band “Rock in Borneo.”
Kelompok band dalam negeri, Jamrud dan kelompok band asal Amerika Serikat, Skid Row mampu menghipnotis penggemarnya dalam perhelatan band bertaraf internasional bertajuk "Rock in Borneo" yang berlangsung di lapangan Panahan, komplek kawasan stadion Aji Imbut, pada Sabtu malam, 23 September 2017.
Jamrud mempersembahkan karya-karya terbaiknya dan menggebrak dengan 13 lagu hitsnya, mampu membawa penonton ikut serta bernyanyi dengan tembang-tembang lawasnya, seperti Berakit-rakit, Selamat Ulang Tahun, Surti Tejo, Naksir Abis, Putri, dan Ningrat.
Skid Row juga berhasil menghangatkan suasana konser yang dipadati sekitar 60 ribu orang tersebut. Tampil dalam formasi lengkap, yakni Rachel Bolan (bas), Dave Sabo (gitar), Scotti Hill (gitar), Rob Hammersmith (drums) dan ZP Theart (vokal), band yang terkenal dengan lagu "I Remember You" ini unjuk kebolehan di atas panggung.
Meski penonton yang hadir kebanyakan justru anak-anak muda yang berada jauh dari generasi mereka, tetapi kemampuan ciamiknya mampu membuat penonton terhipnotis dengan lengkingan gitar dan permainan vokal bernada tinggi dari ZP Threat. Hampir 1,5 jam group band ini berhasil membuat penonton bertahan.
Sebelumnya, saat konferensi pers menjelang penampilan mereka, kelompok band ini mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Tenggarong. Mereka mengaku sempat berpikir Tenggarong adalah sebuah kota kecil. Tetapi, pikiran itu berubah.
"Ini adalah kota yang besar, sulit dipercaya, ternyata banyak anak muda penggemar musik rock di kota ini, dan saya pun seperti muda lagi, padahal usia kami yg tidak muda lagi," kata Rachel Bolan, basis Skid Row, dalam konferensi pers Rock In Borneo di Pendopo Bupati, Sabtu siang, 23 September 2017.
Bupati Kutai Kartanegara selaku Executive Produser Rock In Borneo, mengaku bersyukur karena konser ini berjalan lancar. Apalagi melihat puluhan ribu penonton yang hadir dan memadati lapangan Panahan, komplek stadion Aji Imbut. Rita, yang juga ikut menyaksikan konser tersebut mengaku senang.
Ia juga memastikan perhelatan musik ini digelar tanpa menggunakan dana APBD. "Apalagi perhelatan ini tidak menghilangkan unsur-unsur budaya lokal dan tetap menjunjung tinggi norma-norma agama," ujarnya.
Panitia mengaku menyiapkan tema yang berubah-ubah setiap tahun. Kali ini, perhelatan besar itu mengangkat tema "Mamanda," sebuah kata yang diambil dari kesenian tradisional Kalimantan.
Laporan : M Asri Sattar