Jeritan Hati Penari Indonesia
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Seni tari menjadi bagian dari fondasi budaya Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, tarian memiliki identitasnya tersendiri sesuai letak geografis.
Hingga saat ini, seni tari merupakan satu dari sekian media pertunjukan yang mampu menyajikan tontonan menarik bagi khalayak. Meski demikian, seniman yang berkecimpung di sana minim merasakan uluran tangan dari pemerintah.
"Kalau dukungan mah enggak ada ya, dari zaman saya masih SMA, kuliah sekolah tari, dan sampai sekarang, yang betul support pemerintah itu saya belum nemu. Kita masih fight untuk cari duit dalam berkarya. Saya sampai hari ini mau berkarya terus cari duit, tuh susahnya minta ampun," ujar Hartati, Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), kepada VIVA.co.id.
Perjuangan tersebut dirasakan Hartati bersama kawan-kawannya sesama seniman. Padahal, menurutnya, seni serta pertunjukan tari tak semudah yang dibayangkan.
“Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) selalu mempertanyakan persoalan ekonomi kreatif dari tari, (mereka bilang) apa yang didapat? Ini (tari) bukan barang, seni pertunjukan tidak bisa disamakan dengan seni rupa, atau craft ya," katanya.
Lebih lanjut, Hartati menegaskan bahwa seni tari merupakan budaya yang membentuk Indonesia. Secara otomatis, ia seharusnya dinilai sebagai sesuatu yang berharga dengan potensi tinggi.
"Jadi, seni budaya itu secara finansial tidak menjadi ekonomi kreatif yang bisa menghidupkan senimannya. Tetapi, juga tidak bisa ditinggalkan, karena dialah yang membesarkan negara ini," ujar Hartati. (asp)