Iwan Fals Dukung Transformasi Radio ke Digital, Langkah Positif untuk Musik Indonesia
- ist
Jakarta, VIVA – Musisi legendaris Iwan Fals menegaskan bahwa peran radio sangatlah penting dalam perjalanan kariernya di industri musik Indonesia. Melalui gelombang radio, lagu-lagunya yang sarat akan kritik sosial dapat didengar oleh masyarakat luas sejak era 1970 hingga 1980-an.
“Kalau nggak ada radio, lagu-lagu saya nggak bisa dikenal sampai sekarang,” ujar Iwan Fals dalam acara peluncuran iSWARA di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini. Scroll lebih lanjut ya.
Pelantun lagu Bento tersebut menambahkan bahwa radio memiliki peran luar biasa dalam memperkenalkan karyanya kepada publik.
“Tanpa radio, saya nggak mungkin duduk di sini karena radio luar biasa,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Iwan Fals juga menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan industri radio, khususnya iSWARA yang merupakan hasil transformasi dari I-Radio dan Trax FM. Langkah inovatif ini bertujuan menghadirkan media yang lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Transformasi tersebut ditandai dengan program 24 Jam Berswara, sebuah acara siaran nonstop selama 24 jam yang mencerminkan komitmen iSWARA dalam menghadirkan konten segar dan inspiratif.
“24 Jam Berswara menjadi langkah awal iSWARA dalam menghadirkan media yang interaktif, dengan konten yang segar, inspiratif, dan relevan dengan keseharian masyarakat,” ujar Putri Soedarjo, Director of MRA Group.
Marco Anjasmoro, Group Station Manager MRA Broadcast Media Division, menambahkan bahwa I-Radio dan Trax FM memiliki sejarah panjang dalam industri radio Indonesia. I-Radio dikenal sebagai radio yang setia memutarkan lagu-lagu Indonesia selama lebih dari 20 tahun, sementara Trax FM menjadi bagian dari kehidupan anak muda. Transformasi digital yang dilakukan bertujuan memperkuat kedekatan dengan para pendengar.
“Sudah saatnya kedua brand ini berevolusi untuk menjadi lebih dekat lagi dengan para pendengarnya melalui transformasi digital yang kami lakukan,” ungkap Marco.
ilustrasi anak dengarkan radio
- pixabay
Sebagai bentuk perayaan transformasi ini, pada 25 hingga 26 Februari 2025, iSWARA menggelar siaran dan livestreaming selama 24 jam bertajuk 24 Jam Berswara. Program ini disiarkan secara langsung melalui berbagai platform digital seperti TikTok, YouTube, dan Instagram, serta disiarkan secara serentak di sembilan kota di Indonesia.
Iwan Fals turut serta dalam acara tersebut bersama sejumlah musisi dan figur publik lainnya yang menjadi persona digital mewakili pilar-pilar iSWARA. Beberapa di antaranya adalah Nagita Slavina, Dul Jaelani, Rizwan Fadilah (Njan), dan Kunto Aji.
Transformasi ini disambut dengan antusias oleh berbagai kalangan. Dul Jaelani, salah satu peserta dalam acara tersebut, menekankan pentingnya kemampuan generasi muda dalam menyaring informasi di era digital.
“Tantangan anak muda pada era digital ini adalah terus belajar untuk bersikap bijak dan menyaring informasi yang diterima melalui media sosial,” kata Dul Jaelani.
Sementara itu, penyiar senior Rico Ceper juga menyampaikan apresiasinya terhadap langkah inovatif yang diambil oleh iSWARA.
“Saya menyambut positif transformasi I-Radio menjadi iSWARA. Perubahan ini sejalan dengan perkembangan zaman. Media, termasuk radio, perlu beradaptasi. I-Radio telah menunjukkan respons cepat terhadap dinamika industri, terutama dalam bersinergi dengan media sosial,” ujar Rico Ceper.