Banyak Penonton Keluhkan Harga Tiket Konser Selangit, Menteri Ekraf Jadwalkan Bertemu Asosiasi Promotor
- VIVA.co.id/Isra Berlian
Jakarta, VIVA – Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia sering menggelar konser musik dari musisi luar negeri. Bahkan di Februari 2025 mendatang setidaknya ada 18 konser musik akan dihelat.
Beberapa konser tersebut mulai dari Maroon 5 di tanggal 1 Februari, konser Yura Yunita, penyanyi asal Korea Selatan Kyuhyun, boy grup SEVENTEEN, dan NCT, The Script, Greenday, The Corrs, Linkin Park, Yoasobi hingga Java Jazz Festival 2025.
Di tengah gempuran rentetan gelaran konser musik, banyak masyarakat mengeluhkan harga tiket konser yang selangit. Bahkan ada beberapa konser tiket yang mencapai Rp6 juta. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan dengan mahalnya harga tiket konser yang bahkan hampir atau melebihi gaji UMR di Jakarta. Mereka berharap agar pihak promotor bisa menurunkan harga tiket konser.
Lantas bagaimana respons dari pihak pemerintah terkait hal ini? Akankah pihak pemerintah mendorong promotor untuk bisa menurunkan harga tiket konser.
Mengingat konser musik bisa menjadi salah satu penarik wisatawan untuk datang ke Indonesia.
Terkait hal itu Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya angkat bicara, dirinya mengungkap akan berkomunikasi langsung dengan pihak promotor untuk mencari tahu. Dengan begitu, dia bisa tepat dalam menentukan sikap.
"Saya mesti dengar langsung komunikasi langsung. Saya ingin dengar langsung dengan pihak promotor, sehingga dalam menentukan sikap tidak salah," kata dia saat dikonfirmasi awak media di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat malam 24 Januari 2025.
Di sisi lain, Deputi bidang kreativitas media kementerian ekonomi kreatif, Agustini Rahayu mengungkap pertemuan antara menteri ekonomi kreatif dengan asosiasi promotor sendiri dijadwalkan akan dilakukan pada awal Februari besok.
Pertemuan ini kata dia dimaksudkan untuk mendengar dari semua pihak terkait dengan penyelenggaraan konser di tanah air. Sehingga ke depannya tidak ada lagi pihak yang dirugikan.
"Kembali lagi seperti dikatakan pak menteri (Teuku Riefky Harsya) kita mesti dengerin omongan dari berbagai pihak. Jangan sampai ada pihak-pihak yang dirugikan kalau komunikasinya kurang baik akan susah,” ujar Agustini Rahayu.
“Jadi dari semua pihak, pak menteri bilang ada pertemuan itu untuk membicarakan ke pihak mereka (promotor), dari sisi POV-nya penonton,” lanjutnya.
“Jadi enggak semata-mata, sekarang tuntutan penonton maunya tiketnya dimurahin supaya banyak yang nonton tapi dari sisi penonton kita perlu dengar juga," tegasnya.