Rebellion Rose dan Fanny Soegi Siap Berikan Klarifikasi di DCDC Pengadilan Musik

Fanny Soegi
Sumber :
  • IG @fannysoegi

Jakarta, VIVA – Dua musisi berbakat dari genre yang berbeda, Rebellion Rose dan Fanny Soegi, telah menarik perhatian 'jaksa' di program DCDC Pengadilan Musik. Rebellion Rose yang dikenal dengan aliran rock dan Fanny Soegi, seorang penyanyi folk yang penuh pesona, kini menjadi sorotan dalam dunia musik tanah air.

Program DCDC Pengadilan Musik kali ini akan menelusuri perjalanan karier kedua musisi yang semakin bersinar. Scroll lebih lanjut ya.

Acara ini akan diadakan di VOC Inlander Koffiehuis, Kota Bandung, di mana Rebellion Rose akan menjadi terdakwa pertama pada DCDC Pengadilan Musik edisi ke-58 pada Jumat, 27 September, disusul oleh Fanny Soegi pada edisi ke-59 yang digelar Jumat, 11 Oktober. 

Menurut Agus Danny Hartono, perwakilan dari DCDC, “Rebellion Rose dan Fanny Soegi, dua musisi beda genre ini belakangan memang sedang ramai di kalangan pecinta musik. Karya musik mereka juga banyak didengar dan memberikan influence untuk banyak orang, sehingga dinilai layak untuk dipanggil dan disidangkan tentang musikalitas mereka di DCDC Pengadilan Musik.”

DCDC Pengadilan Musik merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengapresiasi karya-karya musisi Indonesia. Program ini dikemas dalam bentuk persidangan, di mana musikalitas mereka diuji secara kritis, namun tetap diselingi dengan humor. Penonton akan dihibur dengan tawa di tengah-tengah "persidangan" yang sengaja dibalut suasana ringan namun tetap tajam.

Pada edisi ke-58, Rebellion Rose, sebuah band rock asal Yogyakarta yang terbentuk pada tahun 2008, akan menghadapi sidang. Band ini dikenal dengan musiknya yang sering mengangkat tema kebersamaan dan memperjuangkan suara-suara yang terpinggirkan. Baru-baru ini, mereka merilis single baru berjudul Dengan Tangan di Dada Ini Janjiku Padamu. Rebellion Rose telah membuktikan diri sebagai salah satu band rock yang karya-karyanya mampu menaklukan hati para penggemar.

Rebellion Rose

Photo :
  • ist
Tantangan Hak Cipta di Industri Musik, WGTC Ajak Musisi Muda Peduli Hukum

Saat mengetahui bahwa mereka akan dipanggil dalam DCDC Pengadilan Musik, Fyan Sinner, vokalis dari Rebellion Rose, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi para jaksa di persidangan.

“Enggak ada pilihan lain. Kami siap untuk memberikan klarifikasi dan mempertahankan semua idealisme kami dalam bermusik,” tegas Fyan Sinner.

Menggenggam dan Melepaskan, Adiva Adelia Tampil Berani di Salah Menaruh Hati

Tidak kalah menarik, pada edisi ke-59, Fanny Soegi akan menghadapi persidangan dengan ciri khas musik folknya. Karakter vokalnya yang khas, lirik puitis, dan musik syahdu menjadikan Fanny sebagai penyanyi yang pesonanya sulit dilupakan.

Sejak memutuskan untuk meninggalkan bandnya dan bersolo karier, ia telah merilis beberapa lagu, termasuk single terbarunya berjudul Dharma dan Arutala. Musiknya yang mendalam dan penuh makna membuat kehadirannya di DCDC Pengadilan Musik semakin dinantikan.

Pongki Barata Ungkap Keresahan Terhadap Hak Cipta Melalui Lagu Derita Pencipta

Agus Danny Hartono menambahkan bahwa program ini telah menampilkan banyak musisi untuk diadili oleh dua Jaksa Penuntut Umum, Budi Dalton dan Pidi Baiq. Sidang tersebut dipimpin oleh Man Jasad sebagai Hakim Jaksa, yang nantinya akan menentukan nasib musikalitas para terdakwa.

Selain itu, Eddi Brokoli akan bertindak sebagai Panitera yang mengatur jalannya persidangan, sementara Yoga PHB dan Rully Cikapundung akan membela terdakwa dari dakwaan yang dilayangkan.

Indonesia High End Audio Club (IHEAC) Audio Video Show 2024

IHEAC 2024, Tempat Audiophile Berkumpul dan Bereksplorasi

Kesempatan untuk menikmati pengalaman audio video terbaik tersebut berlangsung di Fairmont Hotel, Jakarta, 5-8 Desember 2024.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024