Pelaku Perencanaan Pembunuhan di Konser Taylor Swift di Wina Ditangkap, CIA: Ada Indikasi ISIS

Taylor Swift
Sumber :
  • X @taylorswift13

Jakarta, VIVA – Taylor Swift batal hibur para penggemar di Wina karena alasan keamanan. Badan Intelijen Pusat (CIA) umumkan sudah meringkus pelaku yang berencana melakukan pembunuhan di konser Taylor Swift tersebut.

Pungli PPPK 2023, Kepala BKD dan Kadisdik Langkat Jadi Tersangka

Wakil Direktur CIA David Cohen mengungkapkan informasi keberadaan pelaku yang telah merancang aksi teror di konser penyanyi Amerika itu. Rencananya acara musik akan diselenggarakan pada 8-10 Agustus 2024 di di Ernst Happel Stadium Wina, Austria. Informasi diungkap saat Konferensi Keamanan Nasional tahunan Badan Intelijen.

"Pelaku berniat membunuh puluhan ribu orang yang ada di konser tersebut. Saya yakin termasuk banyak orang Amerika dan mereka sudah cukup matang dalam merencanakan aksi (pembunuhan berencana) ini," ujar Cohen, dikutip dari Kbizoom pada Sabtu (31/8/2024).

Cristiano Ronaldo Menggila di Youtube, Libas Taylor Swift!

Pelaku yang diduga melibatkan kelompok Islamic State (ISIS) bermaksud membunuh puluhan ribu yang datang untuk menonton aksi panggung Taylor Swift. Informasi tersebut telah diberitahukan CIA kepada otoritas Austria. 

Taylor Swift

Photo :
  • X @taylorswift13
Taylor Swift Cetak Sejarah Baru di MTV VMA 2024, Borong Tujuh Piala!

Sehingga memudahkan pihak keamanan Austria melakukan penangkapan para tersangka. Di samping mengambil langkah cepat untuk mengambil keputusan membatalkan konser demi keamanan publik.

Padahal tiket konser Eras Tour Taylor Swift telah ludes terjual. Para Swifties pun kecewa, terutama pada fans yang rela trbang dari berbagai belahan dunia untuk menyaksikan Taylor Swift.

Taylor Swift juga merasa sedih atas pembatalan Eras Tour edisi Wina. Penyanyi berusia 34 tahun juga menuliskan di media sosial prihat ketakutannya setelah mengetahui alasan penundaan konser tunggal miliknya.

"Pembatalan pertunjukan kami di Wina sungguh menghancurkan," tulis Taylor. 

"Alasan pembatalan itu membuat saya takut dan sangat bersalah karena begitu banyak orang yang berencana datang ke pertunjukan itu. Namun, saya juga sangat berterima kasih kepada pihak berwenang karena berkat mereka, kami berduka atas konser dan bukan nyawa," imbunya. 

Lebih lanjut, pejabat Austria menuturkan otak utama dari pembunuhan berencana secara massal ini merupakan seorang laki-laki berkewarganegaraan Austria yang berusia 19 tahun. Rencananya, pria muda itu akan menyerang sekitar 30 ribu penggemar Taylor Swift yang berkumpul di luar stadion.

Pembunuhan akan menggunakan pisau dan bom rakitan. Penyelidik menemukan bahan kimia dan perangkat teknis dalam penggerebekan di rumah tersangka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya