Matheo In Rio, Menguak Sisi Lain Lewat Mini Album Other Side

Matheo In Rio
Sumber :
  • ist

VIVA Showbiz – Tak sampai satu tahun setelah meluncurkan full album bersama EIV Band yang dikenal dengan aliran musik keras, Matheo In Rio kembali dengan karya terbaru berbentuk mini album bertajuk Other Side. Berbeda dengan album sebelumnya, Matheo kali ini melakukan eksplorasi kolaborasi dengan musisi-musisi di luar zona nyamannya.

Dari Curhatan Penggemar, Ratu Rizky Nabila Hadirkan Waktu Yang Salah

Jika mendengarkan lagu-lagu aliran keras yang menjadi jiwa dan kesukaan Matheo, lima lagu dalam mini album ini seolah melengkapi kisah dan harapan yang telah diteriakkan lantang di album EIV Band. Namun, dalam mini album ini, Matheo memilih pendekatan musik yang lebih tenang, tanpa menghilangkan karakteristiknya sebagai vokalis rock. Scroll lebih lanjut ya.

Kelima lagu dalam mini album ini mengisahkan hubungan sosial yang sering dialami manusia, terutama tentang cinta muda yang penuh harap dan huru-hara, seperti yang dapat didengar pada single utama Oh My Girl. Lagu ini dapat dikatakan sebagai pintu masuk menuju dunia lain dari Matheo In Rio di masa lalu, kini, dan masa depan. Dalam dunia pilihannya, ia berbagi kisah cinta melalui nada-nada indah dan syahdu, namun tetap dengan sentuhan kasar yang khas.

Radja Siap Sambut 2025 dengan Lagu Baru Berjudul Apa Sih

Dalam lagu pertama dari Other Side, Matheo lebih lugas membagikan kisahnya melalui lirik yang lebih terbuka, sementara musiknya lebih upbeat dibandingkan lagu lainnya. Lagu ini menjadi sorotan karena mampu mengemas kisahnya secara utuh, sederhana, dan mudah dimengerti oleh berbagai kalangan.

Fera Muhammad Ali Persembahkan Lagu Jalasenastri Simfoni Negeri untuk Peringati Hari Ibu

“Lagu ini bercerita tentang kisah cinta anak SMA, saat naksir cewek ada berbagai rasa yang campur baur. Kadang pada masa-masa tersebut kita tak berani secara langsung menyatakan kalau kita suka, malah kadang lebih sering menggoda dengan sarkasme tapi perhatian. Dan untuk di mini album ini, aku hanya ingin didengar dengan baik melalui lagu-lagu yang aku coba lantunkan,” ucap Matheo.

Dalam mini album ini, Matheo berkolaborasi dengan beberapa musisi senior, salah satunya adalah Sandy Canester yang bertindak sebagai produser musik. Sandy membantu dalam proses produksi, aransemen, dan penulisan lirik. Pemilihan peran dalam produksi ini menjadi komponen penting bagi Matheo, yang juga bekerja sama dengan Indra Qadarsih untuk proses mastering.

Sandy Canester.

Photo :
  • VIVA/Aiz Budhi.

Sandy berhasil mentranslasikan karakter musik keras Matheo ke dalam musik yang lebih tenang dan syahdu, namun tetap mempertahankan vokal raw Matheo, termasuk dalam lagu yang ditulis oleh Sandy sendiri. Mini album ini menjadi kesempatan bagi Matheo untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya dan menurunkan ego sebagai vokalis yang biasa berteriak dengan alunan nada yang down tempo.

Dengan hadirnya Other Side, mini album ini ditujukan untuk merangkul pendengar yang lebih luas, memperlihatkan sisi lain Matheo yang seakan memiliki dua kepribadian. Lagu-lagu bertemakan cinta ini menghadirkan ketidakpastian, kegelisahan, dan romansa masa SMA, mengombang-ambing perasaan pendengar dengan balutan ketenangan musik Matheo.

Mini album ini bukan sekadar roman picisan, tetapi juga merangkum proses seseorang dalam bertahan, memperjuangkan, melepaskan, hingga mengikhlaskan sesuatu yang bukan miliknya. Selain itu, Matheo juga membagikan kisahnya melalui konten-konten digital tematik, termasuk reaksi teman-teman EIV dan lainnya.

“Mini album ini menjadi istimewa untukku, karena melalui karya ini, aku mencoba bicara sepenuhnya tentang cinta dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya