Pongki Barata Eksplor Musik Lebih dalam dan Bawa Isu Politik ke Lagu Orang Penting
- dok pri
VIVA Showbiz – Musisi, Pongki Barata, kembali menghadirkan kejutan dengan merilis lagu terbarunya yang berjudul Orang Penting. Setelah sukses dengan album POP yang dirilis kemarin, Pongki kali ini mengeksplorasi lintas genre dengan menghadirkan sentuhan rock dalam karyanya.
Sebelumnya dikenal dengan karya-karya pop romantis ballad, Pongki Barata menghadirkan nuansa yang berbeda dalam "Orang Penting". Lagu ini mengusung ritme kencang dan bertenaga rock, menciptakan suasana yang sangat berbeda dari karya-karya sebelumnya. Untuk mewujudkan konsep ini, Pongki menggandeng tiga kolaborator handal dalam industri musik Indonesia. Scroll lebih lanjut ya.
Eet Sjahranie, gitaris EdanE yang telah lama diidolakan oleh Pongki, turut ambil bagian dalam lagu ini. Eet memberikan sentuhan ganas dan membara melalui bagian interlude dan outro, menampilkan keahlian gitar yang tak diragukan lagi.
Sementara itu, Ronie Athana, gitaris The Dangerous, memberikan fondasi sound gitar dan ritem yang kuat, menciptakan keseimbangan yang pas dalam lagu ini. Drummer Endank Soekamti, Tony Soekamti, juga ikut serta dalam proyek ini, membantu Pongki dalam menghadirkan elemen drum yang menghentak.
Lirik dari Orang Penting mencerminkan pandangan Pongki Barata terhadap sifat dasar manusia. Pongki mengambil posisi sebagai figur berkuasa dalam dunia imajinernya, tetapi dalam kekuasaan tersebut, ia menggambarkan sifat serakah dan korup. Lagu ini dirilis dengan strategis, dua hari setelah Pemilu, sebagai bentuk ekspresi Pongki terhadap keresahannya sebagai warga negara. Meskipun demikian, Pongki menekankan bahwa lagu ini tidak dimaksudkan sebagai kritik terbatas pada Pemilu dan Pilpres.
Pongki Barata, yang biasanya dikenal dengan lirik manis dan lagu-lagu cinta, mencoba keluar dari zona nyamannya dengan "Orang Penting". Dia menyatakan bahwa lagu ini menjadi outlet bagi keresahannya dan merupakan langkah pertamanya dalam menciptakan karya bertema sosial, politik, dan human interest.
Rekaman lagu dilakukan di tiga kota berbeda, yaitu Bali, Yogyakarta, dan Jakarta, menambah dimensi yang unik dalam proses produksi. Pongki berencana untuk melanjutkan eksplorasi dalam genre rock 80-90an dengan merilis beberapa lagu lagi di masa mendatang. Tanpa tema cinta, Pongki berjanji untuk menghadirkan pengalaman musik yang berbeda dan penuh distorsi bagi para penggemarnya.