Ungkapan Mengejutkan Matty Healy The 1975 Saat Skandal Cium Bassist di Malaysia
- People
VIVA Showbiz – Kontroversi Matty Healy, vokalis The 1975 dengan Malaysia sampai saat ini masih bergulir. Sebelumnya Matty sempat melakukan aksi protes dengan peraturan Malaysia yang mengecam adanya LGBTQ.
Dilansiir dari BBC, Rabu, 11 Oktober 2023, baru-baru ini Matty Healy kembali membahas momen beberapa bulan itu dan mengungkapkan perasaannya saat mencium Ross, bassistnya. Matty mengungkapkan hal ini saat akan menyanyikan lagu Love It If We Made It pada tur The 1975 di Dallas, Amerika Serikat.
Pria 34 tahun itu menjelaskan bahwa ia dan tim mengira Malaysia sudah tahu dengan paham dan profil The 1975.
"The 1975 tidak pergi ke Malaysia tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Kami diundang untuk menjadi headliner festival oleh pemerintah yang telah memahami band ini dengan pandangan politik yang dikenal publik," ujar Matty dalam pernyataannya di panggung.
"Pemahaman penyelenggara festival Malaysia yang familiar dengan band ini menjadi dasar dari undangan kami," sambungnya.
Kemudian Matty mengaku bahwa aksi panggungnya mencium Ross bukan suatu bentuk protes pada peraturan Malaysia soal larangan LGBTQ. Ia melakukan itu karena memang ingin dan The 1975 sudah melakukan itu bahkan sebelum menyambangi Malaysia.
Kemudian Matty juga menyatakan bahwa ia tak ingin mengubah konsep dari tur dunia nya itu. Bahkan sampai pada set list lagu, Matty dan tim tak banyak merubah. Ada beberapa lagu yang punya arti pasif terhadap LGBTQ.
"Saya mencium Ross bukanlah aksi yang hanya dimaksudkan untuk provokasi pemerintah, itu adalah bagian berkelanjutan dari konser The 1975 yang dilakukan berkali-kali sebelumnya," ungkap Matty.
"Menghilangkan rutinitas konser hanya untuk menenangkan pandangan fanatik dari pemerintah Malaysia terhadap kelompok LGBTQ adalah bentuk dukungan pasif terhadap politik tersebut," lanjut vokalis The 1975.
Karena kejadian itu Matty dan The 1975 kerap dihujat dan menjadi perbincangan publik. Namun baginya kritik itu tak berdasar. Sebab, menurutnya kehadiran The 1975 di konser musik Malaysia saat itu hanya sebatas kebutuhan bisnis dari promotor.
"Menyebut konser The 1975 itu kolonial adalah kebalikan dari istilah tersebut... Kami tidak punya kekuatan sama sekali untuk memaksakan kehendak kami pada siapa pun di Malaysia," tegas Matty.
Kemudian Matty juga menyatakan bahwa ia tak ingin mengubah konsep dari tur dunia nya itu.
Bahkan sampai pada set list lagu, Matty dan tim tak banyak merubah. Ada beberapa lagu yang punya arti pasif terhadap LGBTQ.
"Saya mencium Ross bukanlah aksi yang hanya dimaksudkan untuk provokasi pemerintah, itu adalah bagian berkelanjutan dari konser The 1975 yang dilakukan berkali-kali sebelumnya," ungkap Matty.
"Menghilangkan rutinitas konser hanya untuk menenangkan pandangan fanatik dari pemerintah Malaysia terhadap kelompok LGBTQ adalah bentuk dukungan pasif terhadap politik tersebut," lanjut vokalis The 1975.
Karena kejadian itu Matty dan The 1975 kerap dihujat dan menjadi perbincangan publik. Namun baginya kritik itu tak berdasar.
Sebab, menurutnya kehadiran The 1975 di konser musik Malaysia saat itu hanya sebatas kebutuhan bisnis dari promotor.
"Menyebut konser The 1975 itu kolonial adalah kebalikan dari istilah tersebut... Kami tidak punya kekuatan sama sekali untuk memaksakan kehendak kami pada siapa pun di Malaysia," tegas Matty.