The Sounds Project Vol.6 Siap Digelar, Menuju Skala Festival Terbesar di Indonesia
JAKARTA – Festival musik The Sounds Project (TSP) Vol. 6 akan segera digelar pada tanggal 11-13 Agustus 2023 di Ecopark Ancol, Jakarta. Acara musik yang tahun lalu dipadati oleh puluhan ribu penonton ini menjadi salah satu festival terbesar di Indonesia.
TSP & Co selaku promotor akan memperbesar skala festival tahun ini dengan menambah hari mengingat penuhnya kapasitas venue saat festival hanya diadakan selama 2 hari pada tahun lalu. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Tulus, NOAH, Mac Ayres (USA), The Black Skirts dari Korea Selatan, JKT48, Raisa, Maliq & D'Essentials, Isyana Sarasvati, Vacations (Australia) lalu ada Lyodra, Mahalini, Ziva Magnolya hingga Rizky Febian.
Tak ketinggalan juga nama-nama seperti The Changcuters, Vierratale, Last Child, Ardhito Pramono juga turut memeriahkan skuat line up yang dikonfirmasi bakal mengisi program book The Sounds Project tahun ini.
Total hampir sekitar 80an musisi Indonesia dan luar negeri terbaik sudah diumumkan, sebagian besar adalah nama populer yang memiliki basis penonton yang banyak. TSP&Co. Selaku promotor juga sudah mengkonfirmasi bahwa masih banyak kejutan-kejutan lain yang akan segera diumumkan.
"Tahun 2022 bisa dibilang cukup sukses, mungkin setelah pandemi euforia audiens kita lebih luar biasa, kita sadar betul sekarang TSP sudah semakin populer di kacamata pecinta konser di Indonesia,” ujar Gerhana Banyubiru, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 11 Juli 2023.
“Untuk menghindari kapasitas venue yang terlalu padat-hal hal yang tidak dinginkan, dan untuk menyuguhkan pengalaman menonton festival yang lebih maksimal, dan pastinya nyaman, kita selaku promotor extend festivalnya menjadi 3 hari di tahun ini, tentunya dengan lebih banyak lineup dan sajian-sajian yang bisa dinikmati pengunjung," lanjutnya.
Para musisi tersebut juga akan memberikan kejutan kepada penonton yang datang. Masing-masing sudh menyiapkan konsep mereka sendiri yang akan memuaskan para penonton.
Sementara itu, Gerhana Banyubiru juga memastikan akan ada kolaborasi antara musisi lokal dan internasional, seperti yang tahun lalu sudah pernah dilakukan antara Feel Koplo dan The Walters.
"Ada banyak penampilan spesial tentunya dan ada surprise kolaborasi juga. Banyak penampilan yang cuma bisa kalian lihat kalau datang ke venue karena kita ngga umumkan di manapun," ujarnya.
TSP tahun ini juga akan menghadirkan jajaran musisi yang belum pernah tampil di acara ini sebelumnya. Selain band dan penyanyi papan atas, TSP juga mengundang para bintang yang sedang naik daun, seperti para jebolan Indonesian Idol yakni Lyodra, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya.
"Ada talenta baru yang belum pernah main, yang mana mereka biasa manggung di smaller venue, sekarang kami gandeng ke festival," kata Gerhana.
Sebagai promotor, pihaknya tidak mau para penonton merasa bosan atau rugi sudah datang menyaksikan artis idolanya. Sehingga TSP tahun diyakini dapat memberikan suasana baru dengan 5 panggung yang akan menggebrak industri musik Tanah Air.
"Poinnya festival ini kan gimana caranya kasih kebahagiaan ke banyak orang. Makanya kita cari program yang bagus jadi orang mau datang dan beli tiket," ujarnya.
Festival The Sounds Project memiliki proses panjang yang sangat luar biasa.
Berawal hanya dari acara kampus di Depok yang dinisiasi oleh para pendirinya di tahun 2015, TSP konsisten selama 8 tahun menjelma sebagai salah satu festival terbesar di Indonesia, bahkan punya penonton mancanegara dari Malaysia, Thailand, hingga Singapore.
Menyajikan hampir ratusan line up terbaik di Indonesia, dan beberapa artis International, setiap tahunnya menurut data, The Sounds Project tercatat memiliki ratusan ribu pengunjung selama 8 tahun penyelenggaraan menyajikan puluhan pre event dengan tiket yang selalu habis selama 4 edisi terakhir.
Bisa dibilang sebagai satu-satu nya event musik yang berawal dari kampus, yang bisa melampaui batas hingga sebesar ini.
Harapan Baru Musisi Daerah, Kini Royalti Lebih Mudah Diakses
Inovasi ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk melestarikan budaya dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi kreatif di Indonesia.
