Karyawan Kesal dengan Lagu All I Want For Christmas is You dari Mariah Carey, Kenapa?
- Wireimage
VIVA Showbiz – Lagu All I Want for Christmas is You milik Mariah Carey kerap menggema di berbagai tempat menjelang Natal tiap tahunnya. Padahal lagu ini sudah dirilis hampir 30 tahun yang lalu tepatnya pada akhir tahun 1994. Seolah-olah tak lekang oleh waktu, publik tetap memilih All I Want for Christmas is You sebagai lagu andalan ketika Natal.
Namun terlalu sering diputarnya lagu tersebut membuat sebagian kalangan muak. Dilansir dari Wall Street Journal, seorang pegawai restoran di Chicago bernama Christian Graham mengaku gondok lantaran lagu itu terus ia dengar akhir-akhir ini.
“Cukup sudah. Pada titik tertentu, saya mungkin menjadi gila,” katanya.
Graham yang masih berusia 19 tahun merasa gerah ketika mengetahui lagu All I Want for Christmas diputar lagi dan lagi.
“Itu hanya mengalahkan apapun yang diputar di radio,” sambung Graham.
Sepakat dengan Graham, Kiyah Coleman yang bekerja di sebuah toko peralatan di London bahkan sampai mencari tempat berlindung agar tidak mendengar lagu tersebut.
“Begitu saya mendengar intro, saya berkata ‘Ya Tuhan’,’” tutur Coleman.
Selain lagu All I Want for Christmas is You yang membuat para pekerja muak, ternyata Jingle Bells juga bernasib sama.
“Suatu tahun toko tempat saya bekerja memiliki playlist dengan 5 versi berbeda dari Jingle Bells,” tulis seseorang di forum anonim Reddit.
“Saya masih berharap siapapun yang menyusun playlist itu bakal celaka,” lanjutnya.
Di British Columbia, Kanada, Lenelle Kutzner yang berumur 25 tahun tidak tahan dengan lagu pop klasik tahun 1984 berjudul Last Christmas oleh Wham! setelah bekerja dua musim liburan di toko kelontong. Lagu tersebut diputar sepanjang waktu di mana saja bahkan di kamar mandi.
“Anda tidak bisa mendapat momen kedamaian. Agak takut karenanya,” ucap Kutzner.
Dilaporkan setidaknya ada tiga petisi di change.org yang berusaha menghentikan pemutaran All I Want for Christmas is You. seseorang memohon Komisi Komunikasi Federal untuk melarangnya diputar di radio dan menyatakan lagu tersebut sebagai ‘kutukan’ bagi pembeli, pekerja ritel, dan pejalan kaki.