Band Mocca Perdana Gelar Konser Metaverse

Band Mocca
Sumber :
  • Instagram Band Mocca

VIVA – Teknologi blockchain kini makin merasuk di bidang musik. Setelah sebelumnya penjualan lewat NFT, kini konser di metaverse makin banyak dilakukan oleh pemusik di seluruh dunia. 

Siap Melangkah ke Dunia Metaverse? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Band Mocca bersama Paras dan Realitychain.io dalam konferensi pers virtual pada tanggal 18 April 2022, mengumumkan rencana akan mengadakan konser Mocca Love Fest pada tanggal 23 April 2022. Tak hanya konser musik di metaverse, para fans juga bisa menikmati dan mengkoleksi NFT dari band Mocca.

"Blockchain dan metaverse memang memungkinkan lebih banyak inovasi yang dapat dilakukan para artis. Jika dulu banyak yang suka mengoleksi piringan hitam, sekarang bisa dilakukan dengan teknologi NFT. Para fans yang tidak bisa datang secara fisik, sekarang bisa mengikuti konser secara live di metaverse, bersama fans lainnya," kata Rahmat Albariqi, CEO Paras Digital.

Jangan Ketinggalan! 20 Istilah Teknologi yang Harus Kamu Pelajari di 2024

Para personel band Mocca mengaku merasa sangat senang dan siap untuk menggelar konser dengan konsep metaverse. Terlebih lagi, para personel band Mocca selalu menyukai hal-hal baru dan unik.

“Dari dulu Mocca selalu menyukai suatu hal yang baru dan unik, nah kali ini kita senang sekali bisa bikin konsep konser metaverse bersama team Reality Chain yang di dalamnya seru dibuat seperti event offline," kata Toma Pratama selaku bassist Mocca.

Mengenalkan Dasar-dasar Teknologi Blockchain

Walaupun tercatat sudah lama hadir di dunia musik, Mocca menegaskan tidak takut mencoba tantangan baru dalam dunia teknologi.

“Sangat tidak sabar untuk tampil di konser metaverse karena merupakan pengalaman baru semenjak hampir 23 tahun memulai perjalanan di dunia musik," kata Arina Ephipania selaku vokalis.

Realitychain menjelaskan bahwa kehadirannya bukan hanya ikut-ikutan trend membuat metaverse, namun lebih jauh menjadi penghubung berbagai metaverse yang ada, sesuai cita-cita yang dituju oleh William Gibson dan Neal Stephenson.

"Saat ini ada kecenderungan metaverse berjalan dengan dunianya sendiri-sendiri. Padahal visi awalnya agar manusia bisa berpindah dari satu dunia ke dunia lain dalam satu realita,” ucap Pandu Sastrowardoyo, founder Realitychain. 

Ia menegaskan timnya tidak akan puas dengan penyelenggaraan konser musik saja, namun punya mimpi yang jauh lebih dari itu, memungkinkan pengguna seluruh metaverse saling terhubung. 

"Konser ini hanya langkah awal saja. Impian kami, realitychain bisa menjadi penghubung antar metaverse, sehingga menciptakan pengalaman yang tanpa batas dengan konsep internet of metaverse," kata Pandu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya