Profil Charlie Watts, Drummer Rolling Stones yang Tutup Usia

Drummer The Rolling Stones, Charlie Watts
Sumber :
  • IG @charliewattsofficial

VIVA – Charlie Watts, drummer band legendaris dunia Rolling Stones,  meninggal dunia pada Rabu, 25 Agustus 2021 di usia ke-80 tahun. Kini, musisi dunia menghadapi duka yang mendalam.

“Dengan sangat sedih kami mengumumkan kematian Charlie Watts yang kami cintai,” demikian bunyi sebuah pernyataan resmi yang dirilis pihak keluarga, dikutip dari BBC News, Rabu, 25 Agustus 2021.

Deretan musisi pun mengungkapkan duka mendalam atas tutup usianya drummer paling ikonik dalam industri musik rock dunia. Beberapa bintang ternama yang mengungkapkan duka ini adalah Paul McCartney dan Sir Ringo Starr dari The Beatles, serta Elton John.

Profil Charlie Watts

Lahir pada 2 Juni 1941, Watts tumbuh sebagai pecinta musik jazz dan mulai bermain drum pada usia 13 tahun. Semasa hidupnya, ia menghabiskan waktu lebih dari 60 tahun untuk bermain musik.

Melansir The Guardian, Watts mengidolakan musisi Charlie Parker, Duke Ellington, dan Miles Davis. Sementara itu, drummer jazz yang turut menginspirasinya meliputi Elvin Jones, Roy Haynes, dan Philly Joe Jones.

Perjalanan karier Watts dengan Rolling Stones sebelum menjadi salah satu band rock paling terkenal di dunia dimulai dari klub-klub sempit di Inggris pada awal tahun 1960-an.

Selama di Rolling Stones, Watts yang juga memiliki kemampuan dalam bidang desain grafis banyak berkontribusi pada pemasaran dan presentasi band itu. Di awal karier band The Rolling Stones, ia pernah ikut serta dalam menciptakan karya seni untuk beberapa rilisan awal dan berkolaborasi dengan Mick Jagger.

Beberapa desain set panggung yang didesain oleh keduanya adalah Steel Wheels/Urban Jungle (1989-1990), Bridges to Babylon (1997-1998), Licks (2002-2003), dan A Bigger Bang (2005-2007).

Innalillahi, Ayah Uya Kuya Meninggal Dunia

Charlie Watts lahir di University College Hospital, London, Inggris. Ia merupakan anak dari pasangan Charles Watts, seorang sopir truk, dan Lillian. Saat kecil, ia tinggal di Wembley, daerah di wilayah barat laut London.

Saat berusia 14 tahun, ia pernah membeli banjo, sebuah alat musik petik sejenis gitar. Namun, alih-alih memainkannya, ia justru mengubah alat musik itu menjadi snare drum. Watts pertama kali mendapatkan drum kit pertamanya sebagai hadiah Natal tahun 1955.

Dulu Sekutu Lalu Musuh Bebuyutan, Ini Awal Keretakan Hubungan Erdogan dan Fethullah Gulen

Saat sekolah, ia mengemban pendidikan di sekolah menengah Tyler’s Croft di Kingsbury. Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan ke Harrow School of Art, di mana ia pernah menggambar buku anak-anak berjudul Ode to a High Flying Bird.

Buku yang terdiri dari 36 halaman itu berisi kisah kehidupan Charlie “Bird” Parker. Pada tahun 1964, buku itu kemudian secara resmi diterbitkan oleh penerbit London.

Rival Sampai Mati, Begini Reaksi Erdogan saat Fethullah Gulen Meninggal Dunia

Setelah kuliah seni, ia bekerja sebagai desainer di sebuah agensi periklanan Charlie Daniels Studios. Akan tetapi, saat bekerja di sana, ia mulai menjauh dari musik jazz dan bergabung dengan band Blues Incorporated bersama Alexis Korner pada tahun 1962.

Melalui band itu, Watts akhirnya bertemu dengan Stones Jagger dan Brian Jones, di mana akhirnya mereka membentuk grupnya sendiri dan bertemu dengan Richard. Setelah perjalanan panjangnya bersama The Rolling Stones, nama Charlie Watts tertulis di bagian Rock and Roll Hall of Fame dengan Stones pada tahun 1989.

Rumah tertimbun material erupsi Lewotobi Laki-Laki di Desa Klatanlo, Flores Timur

BNPB Sebut Ada 1 Korban Tewas Imbas Letusan Gunung Lewotobi Belum Dievakuasi, Ini Sebabnya

Ada 10 orang korban meninggal dunia atas peristiwa letusan Gunung Lewotobi pada Senin 4 November 2024 pagi tadi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024