Musisi Tanah Air Dukung Palestina Lewat Sound of Humanity

Siti KDI.
Sumber :
  • Instagram @siti_perk

VIVA – Deretan musisi Tanah Air menyuarakan dukungan mereka untuk rakyat Palestina melalui gelaran Sound of Humanity (SoH) yang digelar oleh Dompet Dhuafa secara online, Rabu, 19 Mei 2021 di kanal DDTV. Mereka adalah Tere, Vikri Rasta hingga Siti KDI.

Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

Sound of Humanity bukanlah pertunjukan musik biasa. Dipandu oleh Shafira Umm, acara ini turut dihadiri Duta Besar Palestina Syiekh Ahmad, Duta Besar Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzi dan Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI, K.H. Wahfiudin Sakkam.

“Setiap waktu orang Palestina dihantam bom, subuh, sore, atau pun malam. Kami kehilangan sekolah, masjid bahkan kehilangan keluarga. Kami butuh doa, dukungan Palestina merdeka, juga jihad dengan harta atau jiwa. Sebagai orang Palestina, saya bahagia, senang sekali dengan saudara-saudara di Indonesia. Mewakili warga Palestina, dengan hati yang tulus, saya mengucapkan terima kasih untuk Indonesia. Semoga Indonesa senantiasa aman, semoga semua bisa salat di Masjidil Aqso,” ucap Syiekh Ahmad.

Penghancuran Bangunan Jadi Komponen Utama Israel Jajah Palestina, Menurut Laporan Uni Eropa

Sound of Humanity sendiri merupakan salah satu ruang kontribusi untuk terwujudnya solidaritas yang menjadi saksi untuk banyak hal yang bisa kita gelorakan sebagai bagian dari aksi mendukung bumi Palestina.

"Ini menjadi Satu Rasa Kemanusiaan Bagi Palestina. Bantuan kecil sangat berarti, apalagi bantuan besar,” kata Vikri Rasta di sela pertunjukannya.

Senat AS Gagal Stop Penjualan Senjata Perang ke Israel tapi Teguran Keras untuk Biden

Klik halaman berikutnya untuk melanjutkan.

Seperti yang doketahui, pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menghentikan serangan Israel atas ketegangan dengan Palestina memanas dan menelan banyak korban jiwa. Ini dilakukan pasca serangan Israel yang membombardir wilayah Gaza dan Jerusalem, serta banyak masyarakat menjadi korban.

Akhir Ramadan 1442 H, bukan menjadi hari suka cita akan perayaan Idul Fitri. Justru kecemasan dan kesedihan menyelimuti masyarakat Palestina.

Akibat serangan udara Israel secara besar-besaran selama sepekan terakhir, menurut data dari UN OCHA dalam kurun waktu 9 hari peperangan (10-18 Mei 2021), terdapat pengungsi dalam negeri dengan total 72.000 jiwa, dengan angka kematian di Gaza mencapai 213 jiwa yang di antaranya 62 anak-anak dan 35 perempuan.

Angka kematian di Tepi Barat mencapai 22 jiwa di antaranya 3 anak-anak. Untuk korban luka di Gaza mencapai 1.442 jiwa, di antaranya 444 anak-anak dan 294 perempuan. Sementara total korban luka di Tepi Barat mencapai 4.824 jiwa dengan di antaranya 70 anak-anak.

Atas kejadian tersebut, Dompet Dhuafa mengutuk keras tindakan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Tindakan agresi militer Israel juga menghancurkan berbagai sarana ibadah, sekolah, rumah sakit dan gedung milik jurnalis di Palestina.

Baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui berita selengkapnya.

“Palestina merupakan bumi para ambiya. Pentingnya memahami sejarah, dan alhamdulillah kita diberikan akal dan iman untuk paham membela yang benar, juga membela umat Muslim. Inilah tragedi kemanusiaan yang mengatasnamakan agama dan politik. Barangkali kita akan ditanya nanti, di mana peran kita dalam membela Masjidil Aqso kiblat pertamamu? Ini adalah ujian iman, insya Allah jika kita melihat, akan meraih kemenangan,” kata Tere, musisi Tanah Air.

Ragam program amanah Dompet Dhuafa di Palestina telah bergulir seperti DD Kitchen, School for Palestine, Gaza Foodbank, Revitalisasi Pabrik Roti, dan Wash (Sumber Air Bersih). We Stand For Palestine. Dengan bergerak bersama Palestina, jangan biarkan saudara kita terus menerus dalam duka.

“Semoga Allah selalu melindungi warga Palestina dan umat Muslim dimanapun berada bisa bersatu saling memberi dukungan dan bantuannya,” ucap Siti KDI, setelah tampil di Sound of Humanity.

Dalam kesempatan itu, Akram Assatari, Koordinator Project ROWAD Palestina juga mengatakan bahwa rakyat Palestina memiliki semangat reseliansi yang menjadikan kekuatan untuk menghadapi gempuran dari Israel.

“Proyek Israel mendukung gerakan pemukiman Yahudi. Secara lebih luas, ini melibatkan sebuah kebijakan untuk mengecualikan orang-orang Palestina dari negerinya. Sehingga mengarah pada aneksasi terakhir, yaitu Tepi Barat dan Gaza ke Negara Israel. Atas dasar inilah, Israel menjadikan serangan udaranya di Gaza dalam sepekan terakhir ini adalah momentum untuk memuluskan proyek 'Israel Raya' tersebut. Sembari menakar seberapa kekuatan internal Palestina dan dukungan internasional terutama dari negara-negara Muslim terhadap Palestina,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya