Duo Elektronik Daft Punk Bubar
- The New York Times
VIVA – Duo elektronik Prancis yang penuh teka-teki, pseudo-anonim dan retro-futuristik, Daft Punk memutuskan untuk bubar. Grup tersebut mengumumkan kabar ini dalam bentuk klasik, tanpa kata-kata, melalui musik dan ikonografi, dalam video YouTube berjudul Epilogue.
Humas Daft Punk, Kathryn Frazier juga telah mengonfirmasi perpisahan itu dan mengatakan tidak akan ada komentar lebih lanjut saat ini. Demikian dilansir dari laman The New York Times, Selasa, 23 Februari 2021.
Didirikan oleh mantan rekan band indie-rock Guy-Manuel de Homem-Christo dan Thomas Bangalter di Paris pada 1993, Daft Punk memenangkan enam Grammy Awards (termasuk album tahun ini untuk Random Access Memories pada tahun 2014), berkolaborasi secara luas dengan seniman yang mencakup satu dekade dari Giorgio Moroder hingga The Weeknd dan mempengaruhi produser lain, DJ, rapper dan bintang pop dengan pengabdiannya pada perpaduan unik musik house, techno, pop, disko dan rock.
"Tindakan penyeimbangan yang menentukan dari duo ini telah membuka jalan baru sambil secara bersamaan menerapkan masa keemasan musik klub sebelumnya, seperti disko dan elektro-pop 1980-an," tulis kritikus Simon Reynolds di The New York Times pada 2013, ketika Daft Punk memberikan wawancara langka.
Sejak akhir 1990-an, duo ini telah menampilkan dirinya sebagai dunia lain dan tidak tertarik pada ornamen ketenaran atau selebriti, mengenakan helm robot yang menjadi ciri khasnya (Bangalter sering kali dalam warna perak, de Homem-Christo emas), dan jarang mengatakan apa-apa sama sekali.
Klik halaman selanjutnya untuk tahu lebih banyak.
Ketika mereka memenangkan piala untuk Random Access Memories di Grammy, musisi Paul Williams dan Nile Rodgers, yang mengerjakan album tersebut lah yang memberikan pidato kemenangan sebagai gantinya.
Dalam video Epilogue yang mengumumkan akhir dari Daft Punk, yang diambil dari film grup tersebut pada tahun 2006, Electroma, kedua anggota terlihat berjalan bersama di gurun dengan jaket motor yang serasi.
Saat mereka berhadapan, orang yang memakai helm perak melepas jaketnya, yang dihiasi logo Daft Punk, dan yang lainnya menekan tombol di punggungnya yang memulai timer 60 detik. Saat menghitung mundur, dia berjalan pergi, tidak pernah melihat ke belakang, dan kemudian hancur berkeping-keping. Namun, kehancuran itu digambarkan lebih menyerupai mesin yang hancur, bukan manusia yang berdaging dan berdarah.
Lagu Touch dari album Random Access Memories pun mulai diputar. "Hold on, if love is the answer, you’re home," demikian bunyi liriknya.
Anggota yang tersisa pun berjalan menuju matahari terbenam. Tulisan tahun 1993 hingga 2021 muncul di layar.
Baca artikel ini sampai selesai untuk tahu berita selengkapnya.
Sebagai informasi, Daft Punk merilis album debutnya, Homework di Virgin Records pada tahun 1997, dan beberapa lagunya secara tak terduga menjadi hit internasional, yakni Da Funk dan Around the World.
Kemudian Discovery keluar pada tahun 2001, dengan single Harder, Better, Faster, Stronger dan One More Time di antaranya. Pada tahun 2005, grup ini merilis Human After All, tur secara ekstensif dalam dua tahun setelahnya, termasuk penampilan yang tak terlupakan di atas piramida cahaya yang rumit di Coachella pada tahun 2006, yang merupakan konser pertama Daft Punk di Amerika Serikat dalam hampir satu dekade.
Mereka juga merilis album live dari periode ini, Alive 2007, kemudian memenangkan Grammy untuk album elektronik/dance terbaik.
Namun, Daft Punk mundur dari musik dansa berbasis sampel yang dipopulerkannya. Untuk Random Access Memories, yang dirilis oleh label baru, Columbia Records, grup tersebut menggunakan pemain sesi terkenal.
Get Lucky, single utama yang menampilkan Pharrell Williams juga menjadi lagu grup tersebut yang paling sukses hingga saat ini, mencapai nomor 2 di Billboard Hot 100.
Daft Punk kemudian berkolaborasi dengan The Weeknd dalam lagu Starboy dan I Feel It Coming di Grammy tahun 2017.