Jadi Romeo, Rio Dewanto Merasa Ada yang Kurang
- reporter
VIVA – Para penikmat seni mendapatkan hiburan yang menarik di Galeri Indonesia Kaya, dengan penampilan dari Rio Dewanto, Arie Walker, Adjie NA, dan Bambu Khatulistiwa dengan pementasan bertajuk Musikalisasi Sastra, Monolog Para Romeo.
Selama kurang lebih 60 menit, pementasan yang disutradarai oleh dan Adjie NA ini mengangkat naskah drama Romeo and Juliet karya William Shakespeare, yang dibacakan oleh Rio Dewanto, Arie Walker dan Adjie NA.
Pementasan ini memadukan berbagai budaya antara barat dan Indonesia asli. Cerita Romeo dibalut dengan iringan dari alat musik angklung dan juga tehyan, alunan musik memainkan soundtrack dari Romeo and Juliet tahun 1968, berjudul What Is A Youth dan A Time For Us.
“Dalam pementasan ini, kami tidak hanya membacakan sebuah naskah monolog yang bertemakan romantis, namun juga sebuah pesan cinta bagi para penikmat seni,” ujar Rio di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu 21 Desember 2019.
Rio mengaku menyukai dunia pementasan sejak 2010, bahkan ia telah manggung di berbagai pementasan. Namun, monolog ini merupakan pengalaman pertama bagi suami Atiqah Hasiholan itu.
"Sudah pernah ikut manggung pementasan Titik Terang. Kalau monolog, ini pertama kalinya saya perankan. Nanti ke depannya, kami ingin bikin sesuatu dengan naskah yang lebih panjang juga," katanya.
Untuk latihan dalam pentas yang bertajuk Monolog Para Romeo itu, Rio mengaku berlatih cukup singkat. Kurang lebih empat bulan waktu yang diberikan, agar ia bisa mendalami karakter sebagai Romeo.
"Kalau ini cukup singkat, kemarin dari bulan September. Sekarang Desember, empat bulan kurang lebih," tuturnya.
Meski mendapatkan tepuk tangan yang cukup meriah pada pementasan yang digelar pada sore dan malam hari itu, Rio mengaku masih ada beberapa hal yang harus ia perbaiki.
"Selalu ada hal yang bikin kangen di panggung teater. Hari ini ya Alhamdulilah berjalan lancar, meski tadi saya merasa ada satu hal yang aku rasa kurang," ungkapnya.