Debu Berbisik Membuka Jazz Gunung Bromo 2019
VIVA – Gelaran festival Jazz Gunung Bromo 2019 sudah dimulai Jumat, 26 Juli 2019. Sebagai pembuka, nuansa religi dihadirkan melalui grup musik Debu.
Tak seperti sebelumnya, Debu yang dikenal kaya dengan unsur Timur Tengah itu memulai aksi dengan dua lagu bergenre hip hop dan regae lewat lagu berjudul Makin Mantap dan Kopi Pahit.
Masuk di lagu ketiga, ciri khas Debu mulai terlihat. Tema muslim Sufi dibawakan vokalis Kumayl Mustafa Daood. Beragam alat musik mengiringi, termasuk rebana dan biola.
Sebelumnya bernyanyi, Mustafa juga menebar virus perdamaian tentang indahnya hidup di Indonesia, "Ada negara lain hanya tiga suku berkelahi berabad-abad tidak selesai, di Indonesia 700 suku hidup damai, " ujar pria yang sudah 20 tahun hidup di Indonesia.
Di akhir penampilan Debu, suasana riligius makin terasa. Dua penari Sufi dari Malang hadir mengiringi lagu pamungkas. Menari memutar ketika matahari sudah mulai tenggelam.
"Berbahagialah warga di sini, karena hidup dengan alam yang sungguh indah. Tadi pagi saya ingin mendengar langsung pasir berbisik di Gunung Bromo. Saya dengar bisikannya. Wusstt ...wussttt....bagi saya itu terdengar...Allaahh.....Allah, " kata dia lirih.
Tahun ini, Jazz Gunung Bromo sudah memasuki edisi ke 11. Debu baru pertama kali hadir. Selain Debu, di hari pertama juga hadir Gugun Blues Shelter (GBS),Idang Rasjidi, Yuri Mahatma Quartet, dan Tompi.
Sedangkan di hari kedua, Sabtu 27 Juli 2019, hadir musisi dari Belanda, Ring of Fire Project dan aksi Didi Kempot yang akan merombak gaya campursarinya menjadi jazz.