Istri Herman Seventeen Ungkap Kebiasaan Suami Sebelum Meninggal
VIVA – Bencana tsunami yang terjadi di Tanjung Lesung, Anyer, pada 22 Desember 2018 lalu, hingga saat ini masih menyisakan luka yang mendalam di hati para korban. Salah satunya adalah keluarga band Seventeen.
Seperti diketahui, seluruh personel band Seventeen kecuali Ifan, meninggal dunia. Pada saat tsunami terjadi, band Seventeen memang sedang mengisi acara di pinggir pantai di Tanjung Lesung.
Juliana Moechtar, istri dari almarhum Herman Seventeen, mengatakan setelah dua minggu pasca bencana yang menewaskan suaminya, ia pun mulai bangkit kembali.
Kemudian, setelah band Seventeen ditimpa musibah, salah satu lagu mereka yang berjudul Kemarin tiba-tiba saja menjadi terkenal. Lagu itu bertema kematian dan bernuansa sedih. Ternyata sebelum meninggal dunia akibat tsunami, penulis lagu itu yakni Herman sering membawakan lagu itu di depan istrinya.
“Akhir-akhir ini (sebelum meninggal) memang almarhum sering nyanyiin lagu itu, pernah dia di ruang tamu saya ledekin ‘Apa sih lagu ada hitam putih’. Sambil bercanda tapi enggak tahu sekarang semua orang di mana-mana lagu itu selalu diputar padahal dia terakhir sering nyanyi lagu itu,” kata Juliana belum lama ini.
“Memang ceritanya (lagu Kemarin) untuk orang meninggal. Memang tanda-tanda dia (Herman) mau pergi karena memang itu yang selalu dia mainkan di rumah,” ujarnya. (jhd)