Racikan Jazz Indonesia-Portugal ala Dwiki Dharmawan Manjakan Telinga
- KBRI Lisabon
VIVA – Bukan Dwiki Dharmawan namanya bila tidak mampu memanjakan para penikmat musik jazz kontemporer di mana pun. Sentuhan-sentuhan kreatifnya di atas panggung konsisten memantulkan nada-nada dahsyat, eksploratif namun tetap menghasilkan ritme yang mengalir merdu.
Dwiki pun dikenal sebagai musisi serba bisa kebanggaan Tanah Air, yang mampu berkolaborasi secara apik dengan seniman-seniman mancanegara. Talenta ini dia tunjukkan saat memukau ratusan pengunjung dalam pagelaran Indonesian Music Festival 2018 di Lisabon, Portugal, Minggu malam waktu setempat.
Dalam penampilan ini, Dwiki Dharmawan berkolaborasi dengan musisi-musisi ternama Portugal, antara lain Maria João Grancha, João Farinha, dan Pedro Jóia. Ini bukan sekadar hiburan, namun juga membawa pesan kepada publik bahwa musik adalah bahasa universal, bisa dilantukan oleh siapa pun yang mau bekerja sama dengan berbekal kreativitas masing-masing.
Maria João Grancha dikenal sebagai penyanyi jazz ternama Portugal yang biasa diiringi oleh alunan piano João Farinha. Pedro Jóia sendiri merupakan salah satu maestro gitaris terbaik yang pernah dimiliki Portugal.
Bertempat di Museu de Arqueologia yang berdiri di pusat sejarah Mosteiro dos Jerónimos, Lisabon, kolaborasi jazz Indonesia-Portugal ini sukses menyuguhkan perpaduan musik modern dan tradisional yang dimiliki Indonesia dan Portugal selama sekitar 90 menit.
Menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lisabon, konser ini dibuka oleh Pedro Jóia yang membawa lagu-lagu Fado, sebuah genre musik yang merupakan akar dari musik keroncong Indonesia dan merupakan salah satu warisan budaya dunia di Portugal yang diakui UNESCO. Tidak berhenti di situ, Maria João Grancha dan João Farinha melanjutkan dengan membawa musik jazz modern yang kental dengan sentuhan tradisional khas Portugis.
Di puncak pertunjukkan, Dwiki Dharmawan mempersembahkan beberapa lagu Indonesia ke pengunjung Portugis, antara lain Cik-cik Periuk, Lir-ilir, Paris Barantai, dan Rintak Rebana yang dikemas dengan berkolaborasi dengan musisi-musisi Portugis. Pengunjung pun berdecak kagum dan memberikan standing ovation selama beberapa menit di akhir konser.
Bagi Duta Besar RI untuk Portugal, Ibnu Wahyutomo, pertunjukan musik Dwiki dan kawan-kawan ini sebagai bukti bahwa hubungan Indonesia dan Portugal itu ibarat hubungan saudara dalam satu keluarga. “Konser ini adalah wujud kedekatan dalam sebuah keluarga, dan kedekatan ini akan terus dibangun KBRI Lisabon dalam upaya untuk mendekatkan Indonesia ke Portugal, dan juga sebaliknya”, tambah Dubes Ibnu.
“Perpaduan musik di antara dua budaya ternyata menghasilkan keindahan yang luar biasa”, ungkap Elizabeth Davis, salah satu pengunjung yang juga merupakan seorang musisi. Elizabeth berharap agar pertunjukkan budaya seperti ini dapat terus diadakan untuk memperkenalkan Indonesia ke masyarakat Portugal
Indonesian Music Festival 2018 diselenggarakan oleh KBRI Lisabon sebagai puncak rangkaian kegiatan perayaan HUT ke-73 Republik Indonesia di Portugal. Selain musik, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mempromosikan kopi nusantara yang disajikan ke tiap pengunjung yang hadir.