E-Gamelan Udinus Pukau Forum UNESCO

Penampilan e-Gamelan Udinus di UNESCO.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Musik kreatif gamelan digital atau e-Gamelan milik Univesitas Dian Nuswantoro Semarang, Jawa Tengah tampil apik dalam forum United Nations Educational, Scientific ad Culture Organization atau UNESCO di Paris, Prancis baru-baru ini. Mereka merupakan wakil Indonesia dalam ajang internasional tersebut.

D'Youth Fest 4.0 Denpasar Sedot 21 Ribu Pengunjung dengan Transaksi Rp 1,7 Miliar

Di forum dunia itu, tim gamelan kreatif Udinus tampil pada Jumat malam, 29 Juni 2018. Selain Indonesia, festival bertajuk ‘Dance Music of The World' itu diikuti oleh tujuh negara, seperti Chile, Argentina, Estonia, Rusia Nigeria, Nicaragua dan Indonesia. Demikian menurut rilis yang diterima VIVA, Senin, 2 Juli 2018.

Humas Udinus Agus Triyono mengungkapkan, Udinus yang ditunjuk mewakili Indonesia dalam kesempatan itu menampilkan e-Gamelan yang berkolaborasi dengan Tari Bedoyo dan Jurit Nuswantoro. Tari Bedoyo Nuswantoro adalah sebuah tari sakral dari keraton yang dikembangkan di kalangan keraton-keraton Mataram. Tari ini dilakukan oleh tujuh orang penari wanita yang cantik dan anggun.

Keren! Musik Tradisi Tarawangsa Asal Sunda, Sukses Tur Eropa

Sementara Tari Jurit menunjukkan merupakan tarian keprajuritan yang tampil secara rancak dan kompak yang memadukan  perpaduan tari gaya Surakarta dengan tarian rakyat.

Pada festival seni, mereka yang tampil juga bukan hanya terdiri dari kalangan mahasiswa, melainkan juga para dosennya. Taro Bedoyo pun ditarikan diiiringi piranti gamelan seperti; gender, kempul,kenong, demung dan lainnya dengan cita rasa tradisional Jawa, Indonesia.

Begini Kisah Seorang Pria Yahudi Masuk Islam Gegara Gamelan Indonesia

"Mahasiswa dan mahasiswi sebagai penari dan tim dosen sebagai pengrawit. Pengrawit berasal dari berbagai latar disiplin ilmu berbeda-beda di kampus kami," kata salah satu peserta mahasiswa, Agus, Senin, 2 Juli 2018.

Dalam penampilan ini Udinus mengangkat tema besar ‘Gamelan Goes to the World. Everybody can play’. Tema itu, menurut Agus, memiliki arti bahwa kampusnya selalu memelihara warisan budaya dan mempromosi gamelan sebagai warisan budaya.

Sementara Rektor Udinus, Edi Noersasongko yang memimpin langsung rombongan menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas capaian tim e-Gamelan yang sudah tampil secara total.

"Ini menjadi kebanggaan luar biasa bagi kami karena totalitas tampil mampu membawa Indonesia semakin dikenal dunia melalui gamelan Udinus,” ujarnya.

Ia menyebut, event bergengsi UNESCO itu memiliki tema besar ‘5e festival Danses et musiques d'alleurs’ dan bekerja sama dengan CIOFF, sebuah partner resmi UNESCO yang terakreditasi dan fokus dalam memelihara, mempromosikan dan menyebarkan seni kebudayaan tradisional.

Karenanya, Sasongko berharap kesempatan itu menjadi salah satu pemicu dan pemacu dalam bidang lainnya seperti penelitian dan pengabdian yang lebih berkualitas.

"Ini adalah festival dengan ajang perform seni tertinggi di dunia. Saya sangat mengapresiasi kesempatan ini. Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan semua pihak," ujarnya.

Pendiri Pengrajin Gamelan Berkah Bopo Lilik Dwi Fajar Riyanto (kaos oranye) saat serah terima gamelan yang dibeli oleh  customernya.

Pemuda Ini Bertekad Kembangkan Usaha Produksi Gamelan Peninggalan Ayah Angkatnya

Jaga Kelestarian Gamelan, Pemuda Ini Bertekat Kembangkan Usaha Produksi Gamelan Peninggalan ayah angkatnya.

img_title
VIVA.co.id
21 Oktober 2024