Ananda Sukarlan Pamer Sonata Ahok di Korea dan Amerika

Ananda Sukarlan
Sumber :
  • anandasukarlan.com

VIVA – Komponis Indonesia Ananda Sukarlan akan membawakan musiknya tentang mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok secara perdana di Korea di Changuang Internasional Music Festival pada Jumat pekan ini.

Kompetisi Piano Nusantara Plus: Sukses Temukan 477 Musisi Klasik Terbaik Indonesia

"Permulaannya saya diminta satu organisasi di Amerika Serikat namanya 32 Bright Clouds, 32 awan yang bersinar. Karena ada hubungannya dengan Beethoven komponis Jerman yang merayakan ulang tahun yang ke 250," kata Ananda di Kantor Amnesty Internasional, Jakarta, Kamis 5 April 2018.

Ia melanjutkan Beethoven telah menulis 32 piano sonata. Organisasi ini meminta 32 komponis seluruh dunia memainkan masing-masing satu tema dari sonata Beethoven. 

Madeline Saputra, Penyanyi Sopran Indonesia yang Bersinar di Eropa

Ananda memilih memainkan Moonlight Sonata, dan menggubahnya menjadi sonata baru, yang ia beri judul No More Moonlight Sonata, yang terinspirasi dari kisah Ahok. 

"Kita bikin jadi dasar karya kita. Saya mikir Moonlight Sonata. Jadi karena ada kejadian Ahok di Indonesia, saya ceritakan pada dunia apa yang terjadi di Jakarta dan Indonesia. Gabungkan dua hal itu, karya itu saya kasih nama No More Moonlight Sonata, Tak Ada Lagi Cahaya Purnama Di Atas Jakarta," kata Ananda.

Jonathan Kuo, Pianis Muda Indonesia yang Kembali Memukau di Panggung Musik Klasik

Menurutnya, apa yang tak bisa diekspresikan dengan kata-kata bisa diekspresikan dengan musik, bahkan lebih kuat. Apalagi ini musik dengan piano solo tanpa lirik.

"Purely music. 32 Bright Clouds menunjuk pianis Amerika untuk memainkan karya saya tahun ini di beberapa negara. Mulai besok di Korea, nanti ada di Washington, dan Kanada," kata Ananda.

Ia menambahkan tema Moonlight ia aransemen dengan ritme dan gaya berbeda. Ada gaya gamelan, pop, hingga rock. Hal itu menunjukkan ia bisa membuat musik yang beragam.

"Kita di Jakarta terdiri dari suku agama, ras berbeda. Saya jadikan satu musik. Semua saya jadikan satu karya. Saya ingin menunjukkan pada dunia Jakarta adalah melting pot, kita semua harusnya bisa bersatu, karena kita beragam, di mana kita bisa damai menjadi keindahan satu musik. Inspirasinya dari Pak Ahok," kata Ananda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya