Mau Nyanyi Muram, Eks Payung Teduh: Enggak Usah Tepuk Tangan
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Mantan vokalis Payung Teduh, Mohamad Istiqamah Djamad alias Is, menjadi salah satu penampil di malam terakhir Java Jazz Festival 2018 di JIExpo Kemayoran.
Memakai nama panggung Pusakata, Is yang baru pertama kali tampil sebagai solois di Java Jazz ini terlihat santai dengan mengenakan kaus berwarna abu-abu dan celana pendek.
Lagu Di Atas Meja pun menjadi lagu pembuka yang dimainkan penyanyi berambut kribo tersebut, yang diambil dari album Ruang Tunggu milik Payung Teduh.
Setelahnya, track Menuju Senja pun dimainkan oleh Is, dengan sedikit repertoire berupa cerita tentang latar belakang pembuatannya sebelum menyanyikan lagu tersebut.
"Lagu ini tentang seorang pria Belanda yang senang naik sepeda keliling Bandung dan bertemu wanita bernama Sukma. Sukma ini dia ingin jadi pembantu di toko roti lelaki Belanda tersebut. Maka, ini adalah lagu yang mengukir perjalanan mereka di sore hari itu, Menuju Senja," ujar Is sebelum menyanyikan lagu tersebut, di kawasan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 4 Maret 2018.
Di lagu ketiga, Is pun melantunkan tembang Di Atas Pepohonan, yang sebelumnya telah dijadikan original soundtrack dari film Ayat-Ayat Cinta 2. Berturut-turut, lagu Kita Hanya Sebentar dan Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan pun dinyanyikan tanpa jeda oleh Is.
Kemudian, track berjudul Muram yang sengaja diciptakan Is sebagai pesan untuk mantan rekan sebandnya di Payung Teduh, mengalun sendu dari penyanyi asal Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
"Lagu ini berjudul Muram, sebagai surat untuk teman-teman di Payung Teduh. Oh iya, enggak usah tepuk tangan," ujarnya.
Setelah itu, secara berturut-turut Is dan Pusakata pun memainkan tiga buah lagu terakhir, yang berjudul Kehabisan Kata, Akad, dan Selalu Ada, sebagai penutup dari penampilannya malam ini. (ren)